Penasihat senior bidang Bisnis Cina dan Ekonomi dari CSIS, Scott Kennedy, mengatakan bahwa Biden butuh membuat kebijakan yang memadukan antara kerja sama dan tekanan kepada Beijing.
Kennedy mengatakan, Biden bisa saja mengadopsi sedikit cara Trump. Seperti mengontrol ekspor dan pembatasan investasi. Kendati demikian, implementasinya bisa saja berbeda.
"Orang-orang perlu memahami bahwa kebijakan AS sangat terpengaruh oleh apa yang dilakukan pemerintah Cina. Jika Cina melanjutkan kebijakan yang mereka implementasikan sekarang,... dengan rencana 5-15 tahun ke depan (dalam bidang iptek), strategi itu akan menimbulkan respons negatif dari AS dan pihak lain," jelas Kennedy, dirangkum dari Nikkei Asia.
Hampir senada dengan Kennedy dan Frank, Da Wei, Direktur CSIS Universitas Hubungan Internasional di Beijing juga mengatakan Biden kemungkinan tidak langsung melunak dengan Cina, terutama soal penggunaan teknologi inti.
Namun Biden bisa saja sedikit melonggarkan, misalnya saja dengan mempersempit kriteria pembatasan. Pada pemerintahan Trump, keamanan nasional dan kompetisi teknologi menjadi dua hal yang kerap digadang Trump untuk membatasi perusahaan asal Cina yang turut mempengaruhi negara sekutunya.
"Sebagai contoh, perusahaan seperti TikTok dan WeChat, pemblokiran bisa saja ditarik karena mereka tidak memiliki konflik yang tidak bisa didamaikan dengan AS," kata Wei.
Namun di sektor lain, seperti 5G, di mana Huawei berada di pusat persaingan AS-Cina, situasinya akan menjadi lebih rumit. Wei memperkirakan, kebijakan 5G Huawei yang diblokir AS akan sulit berubah, namun ada harapan untuk sektor penjualan cip ke Huawei.
Seperti diberitakan sebelumnya, Trump membuat kebijakan yang mengakibatkan Huawei tidak bisa menggunakan teknologi AS untuk produk semikonduktor. Padahal, Huawei masih sangat bergantung pada komponen buatan perusahaan AS, Qualcomm.
Harus Tetap Mandiri
Xin Qiang, Wakil Direktur Pusat Studi AS di Universitas Fudan mengatakan, perbedaan antara Biden dan Trump di bidang teknologi adalah pada area inti, seperti kedirgantaraan, komunikasi kuantum, dan kecerdasan buatan.
"Tidak bisa dipungkiri, Cina-AS akan terpisah sebagian satu sama lain pada sektor teknologi tinggi," kata Xin.
Xin menambahkan, Cina sebaiknya tidak lengah dengan isu perbaikan hubungan bilateral jika Biden memimpin. Sebaiknya, Cina tetap mandiri dengan menghasilkan produk-produk berteknogi lebih tinggi dibanding AS.
"Cina seharusnya tidak menyerahkan nasibnya ke tangan perubahan (pemerintahan) AS," kata Xin, dihimpun dari Global Times.