Find Us On Social Media :

Aplikasi nafas Temukan Adanya Risiko Olahraga Outdoor di Pagi Hari, Apa Itu?

By Rafki Fachrizal, Rabu, 18 November 2020 | 14:45 WIB

Ilustrasi Olahraga Lari

Meski saat ini masih dalam situasi pandemi COVID-19, nyatanya minat sebagian besar masyarakat untuk melakukan kegiatan olahraga luar ruangan (outdoor) masih tetap tinggi.

Beberapa pilihan olahraga outdoor yang paling banyak diminati antara lain bersepeda, lari, jalan santai, hingga bermain futsal.

Namun, nyatanya ada risiko pada kesehatan yang kurang disadari masyarakat saat melakukan olahraga outdoor, yakni bahaya polusi udara.

Hal ini yang mendasari Nafas, aplikasi pengukur kualitas udara, merilis data adanya risiko kesehatan saat olahraga outdoor pukul 04.00 - 09.00 WIB berdasarkan Polusi Particulate Matter (PM 2,5).

Dengan temuan ini, diharapkan masyarakat dapat merencanakan waktu dan durasi terbaik dalam berolahraga outdoor secara aman.

Piotr Jakubowski, Co-founder & Chief Growth Officer nafas, mengungkapkan, “Sudah bukan rahasia bahwa polusi udara sudah menjadi masalah terbesar di dunia, termasuk Indonesia. Ibukota Jakarta pun saat ini masuk ke dalam peringkat keempat kota paling tercemar di dunia. Melihat adanya tren olahraga outdoor yang semakin marak, kami mencoba untuk mengamati data kualitas udara di Jabodetabek yang diharapkan bisa menjadi penentu keselamatan saat berolahraga.”

Berdasarkan data temuan nafas, Piotr menjelaskan bahwa banyak lokasi di Jabodetabek yang sering kali memiliki tingkat PM2.5 yang telah melebihi 100 (ambang batas aman).

“Tentu ini menyoroti pentingnya mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk olahraga yang aman. Jangan sampai risiko kesehatan dari polusi udara ternyata melebihi manfaat berolahraga,” ujar Piotr.

Berdasarkan lima wilayah yang dipantau selama 30 hari pada bulan Agustus 2020, (DKI Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan, Depok, dan Bekasi), kota dengan pembacaan PM2,5 rata-rata terendah adalah Bogor dan Jakarta Pusat.

Sebaliknya, dua daerah yang paling memprihatinkan adalah Tangerang Selatan dan Bekasi yang memiliki kualitas udara 5 hari tidak layak untuk berjalan di luar selama lebih dari 30 menit.

Sampel tersebut diambil dari 46 sensor kualitas udara di wilayah Jabodetabek pada eksposur selama olahraga pagi, yakni pukul 05.00 - 09.00 WIB.

Data temuan lainnya, rata-rata kualitas udara pada Jumat pagi di sebagian besar lokasi di Jabodetabek lebih baik dari hari-hari lainnya.

Untuk wilayah Jakarta Pusat dan Tangerang, Kamis pagi lah yang memiliki kualitas udara terbaik selama seminggu.