Kekuatan ekonomi digital di Indonesia diprediksi tetap meningkat di tengah pandemi Covid-19.
Pada 2020, ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai 44 miliar dollar AS atau sekitar Rp 624 triliun dari total produk domestik bruto (GDP).
Prediksi itu merujuk pada laporan e-Conomy SEA yang dihimpun Google, Temasek, dan Bain & Company berjudul “At full velocity: Resilient and Racing Ahead".
Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf mengatakan, meskipun di masa pandemi, Indonesia masih menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
"Angka pertumbuhannya masih double digit, yakni 11 persen," kata Randy saat memaparkan laporan e-Conomy SEA yang digelar secara online.
Randy menambahkan ekonomi digital di Indonesia akan tumbuh pesat hingga diprediksi mencapai 124 miliar dollar AS (Rp 1.760 triliun) pada tahun 2025. Prediksi ini menurun dari laporan serupa tahun 2019 yang juga dihimpun oleh Google dan Temasek. Sebelumnya, diprediksi pendapatan ekonomi digital di Indonesia akan mencapai 130 miliar dollar AS pada 2025.
Randy menjelaskan perubahan estimasi tersebut ini merupakan dampak dari pandemi Covid-19 yang sebelumnya tidak terprediksi.
"Ketika melakukan riset tahun 2019, tentu tidak tahu kalau akan ada Covid dan tentu saja itu (Covid-19) mempengaruhi cukup dalam (bagi pelaku ekonomi) seperti ke online travel dan ride hailing," jelas Randy.
Travel dan transportasi online terpukul Layanan online travel di Indonesia menjadi salah satu yang paling terpukul tahun ini.
Dalam laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, online travel mengalami penurunan sebanyak 68 persen. Senasib dengan online travel, sektor transportasi online dan pesan-antar makanan juga turun 18 persen di tahun 2020.
Randy menjelaskan, pembatasan wilayah yang diberlakukan beberapa daerah menjadi faktor penurunan penggunaan layanan transportasi online. Layanan pesan-antar makanan disebut masih mengalami peningkatan.
Faktor pertumbuhan Salah satu faktor pendukung peningkatan ekonomi digital Indonesia di masa pandemi adalah kemunculan pengguna internet baru. Ada 37 persen pengguna internet di Indonesia pada tahun 2020 adalah pengguna baru.
Kondisi pembatasan wilayah yang diberlakukan di banyak daerah menyebabkan akses layanan digital meningkat.
E-commerce menjadi sektor yang mengalami pertumbuhan paling pesat, yakni 54 persen atau 32 miliar dollar AS (Rp 454 triliun) pada tahun 2020.
Jumlah supplier lokal juga meningkat lima kali lipat dari masyarakat yang coba berjualan secara online di e-commerce.
Selain e-commerce, media hiburan online seperti streaming, juga meningkat sebesar 24 persen dengan nilai 4,4 miliar dollar AS (Rp 62 triliun).
"Pertumbuhan dari kedua sektor itu lebih besar dibandingn penurunan yang terjadi di online travel dan ride hailing," jelas Randy.
Secara regional, pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara mencapai 100 miliar dollar AS (Rp 1.419 triliun) pada tahun 2020.
"Indonesia dan Vietnam adalah dua negara terkuat di Asia Tenggara secara ekonomi digital," jelas Alessandro Cannarsi, Partner and Leader, Bain & Company’s Southeast Asia Private Equity Practice yang juga hadir dalam acara tersebut.
Seperti Indonesia, ekonomi digital di Vietnam juga tumbuh dua digit, yakni 16 persen mencapai 14 miliar dollar AS (Rp 198 triliun) pada tahun 2020 dari total GDP.