Find Us On Social Media :

Startup Kata.ai Raih Pendanaan Seri B dari TPTF dan MDI Ventures

By Rafki Fachrizal, Rabu, 25 November 2020 | 19:00 WIB

Irzan Raditya (CEO & Co-founder Kata.ai) di acara INTERACT 2019

Startup pengembang teknologi Conversational Artificial Intelligence (AI) dan Natural Language Processing (NLP), Kata.ai, mengumumkan telah merampungkan pendanaan Seri B.

Dengan jumlah investasi yang tidak bisa diungkapkan perusahaan, pendanaan tersebut dipimpin oleh Trans-Pacific Technology Fund (TPTF) dan MDI Ventures.

Perolehan pendanaan tersebut diumumkan pada acara tahunan Kata.ai yaitu INTERACT 2020, yang mengangkat tema “Shaping Tomorrow's Trend Through Automation”.

“Pendanaan tersebut akan dialokasikan untuk ekspansi bisnis dan layanan ke beberapa ranah industri seperti commerce, healthcare, dan insurtech,” kata Irzan Raditya, CEO & Co-founder Kata.ai, dalam acara konferensi pers INTERACT 2020 yang digelar Rabu (25/11).

Selain mengumumkan soal pendanaan terbarunya, Kata.ai juga secara resmi meluncurkan produk terbarunya yaitu QIOS, platform social commerce yang memungkinkan UMKM untuk memanfaatkan teknologi AI dalam penjualan mereka.

Produk yang masih hadir dalam versi beta tersebut akan membantu UMKM dalam mengotomasi dan mengaugmentasi bisnis mereka melalui aplikasi berbasis chatting seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook Messenger.

Sebagai informasi, Kata.ai sendiri saat ini telah menjadi mitra Instagram pertama dan satu-satunya di Indonesia yang memiliki akses ke Instagram Messaging API.

“Adapun di tahun ini, fokus kami yaitu mengembangkan platform QIOS, aplikasi ini bertujuan untuk membantu pelaku usaha UMKM agar dapat memperluas jaringan penjualan mereka dan meningkatkan pengalaman belanja pelanggan,” jelas Irzan.

Baca Juga: Contoh Penerapan Artificial Intelligence di Bidang Telemedicine

Kembali diungkapkan Irzan, hadirnya aplikasi QIOS terinspirasi dari kondisi UMKM di Indonesia terlebih di masa pandemi saat ini, di mana Kata.ai menemukan adanya penurunan pada angka penjualan UMKM yang mencapai hingga 70%.

“Kami berharap dengan adanya aplikasi QIOS ini dapat membantu para pelaku usaha UMKM untuk dapat mengembangkan bisnisnya dengan bantuan teknologi AI dan automasi,” tutur Irzan.

Platform social commerce memang diprediksi memiliki peran yang cukup besar dalam penjualan online commerce di Indonesia, McKinsey memprediksi pada tahun 2022 total Gross Merchandise Value (GMV) social commerce di Indonesia akan mencapai US$25 miliar.

Selain itu dengan berbasis pada aplikasi chatting seperti WhatsApp yang memiliki pengguna lebih dari 125 juta orang di Indonesia, QIOS memungkinkan para merchant UMKM untuk menyasar potensi pangsa pasar yang besar dengan pendekatan yang baru.