TikTok, WhatsApp, dan LinkedIn menyodorkan teks kebijakan privasi terpanjang kepada pengguna, menurut hasil survei addictivetips.com. Sementara 87% pengguna menyetujui kebijakan privasi tanpa membacanya terlebih dulu.
Addictivetips.com melakukan survei terhadap 2.105 orang untuk menginvestigasi efektivitas kebijakan privasi (privacy policy) yang diukur berdasarkan pemahaman pengguna dan kejelasan isi kebijakan tersebut. Survei ini juga meneliti keterbacaan kebijakan privasi beberapa platform media sosial ternama, membandingkannya dengan aturan rentang umur individu yang boleh mendaftar sebagai pengguna media sosial tersebut.
Dari 2.105 responden, 87% di antaranya mengatakan bahwa mereka tidak membaca kebijakan privasi dengan teliti sebelum mereka menyetujui untuk menyerahkan data. Dan mereka tidak membacanya karena beberapa alasan. Ini tiga alasan teratas:
- 89% responden mengatakan “terlalu panjang”
- 83% responden akan memberi persetujuan walaupun mereka membaca atau tidak
- 74% responden merasa tidak akan memahami apa yang mereka baca.
Setelah meneliti kebijakan privasi beberapa aplikasi media sosial, addictivetips.com menemukan bahwa panjang teks kebijakan privasi itu bisa mencapai rata-rata 6.152 kata, dan dibutuhkan sekitar 47,3 menit untuk membacanya hingga tuntas. Tak heran jika pengguna cenderung malas membaca isi kebijakan privasi yang disodorkan kepada mereka.
Hal menarik lainnya yang diungkap oleh addictivetips.com adalah pemahaman responden terhadap beberapa jargon yang kerap dijumpai dalam kebijakan privasi aplikasi:
Lima jargon yang umum digunakan : | Persentase responden yang tidak memahami arti jargon tersebut: |
API | 62% |
Cookies | 57% |
Third-party | 53% |
IP address | 46% |
GDPR | 41% |
API (Application Programming Interface) menduduki peringkat pertama dalam daftar jargon yang umumnya ditemui dalam teks kebijakan privasi dan tidak dipahami pengguna.
Cookies, third-party, dan IP address berada di urutan selanjutnya dengan 57%, 53% dan 46% pengguna tidak memahami artinya. Kata “cookies” dan “third-party” disebutkan di semua kebijakan privasi. Sementara IP address ada di 93% kebijakan privasi. Tidak dipahami oleh 41% pengguna, kata “GDPR” disebutkan dalam 87% dari kebijakan privasi yang diteliti addictivetips.com.
Lantas, kebijakan privasi dari platform media sosial yang mana yang paling tidak “bersahabat” dengan user? Dalam beberapa tahun terakhir ini, banyak perusahaan dihujani kritik akibat kebijakan privasi yang sulit dipahami pengguna. Dengan membandingkan 15 aplikasi media sosial yang paling banyak diunduh, addictivetips.com memeringkat aplikasi yang kebijakan privasinya paling sulit dipahami dan apakah pengguna dengan umur minimal yang boleh mendaftar aplikasi tersebut mampu memahaminya.
Nama aplikasi media sosial | Waktu yang dibutuhkan untuk membaca kebijakan privasi (menit) | Umur minimal untuk mendaftar | Perkiraan rentang umur yang dapat memahami kebijakan privasi aplikasi |
TikTok | 104.8 | 13 | 17-18 tahun |
| 85 | 16 | 13-14 tahun |
| 74.4 | 13 | 17-18 tahun |
| 48.2 | 16 | 16-17 tahun |
Tumblr | 46.1 | 13 | 9-10 tahun |
Viber | 41.5 | 13 | 16-17 tahun |
| 40.3 | 13 | 14-15 tahun |
Flickr | 39.5 | 13 | 8-9 tahun |
Snapchat | 34.5 | 13 | 16-17 tahun |
| 34.4 | 13 | 13-14 tahun |
| 33.9 | 13 | 13-14 tahun |
| 32.6 | 13 | 17-18 tahun |
| 32.5 | 13 | 15-16 tahun |
Quora | 32.1 | 13 | 17-18 tahun |
Twitch | 28.5 | 13 | 17-18 tahun |
TikTok memuncaki daftar kebijakan privasi yang butuh waktu paling lama untuk membacanya. Kebijakan aplikasi milik Byte Dance ini juga ternyata membutuhkan reading level tertinggi untuk memahaminya. Padahal aplikasi ini membolehkan pengguna yang berusia 13 tahun untuk mendaftar.
Kesenjangan antara reading level dan umur minimal untuk mendaftar ini ternyata tidak hanya dijumpai pada kebijakan privasi TikTok. WeChat, Reddit, Quora and Twitch juga menyodorkan kebijakan privasi dengan tingkat kesulitan tertinggi, yang umumnya bisa dipahami oleh pengguna yang berusia 17 sampai 18 tahun. Padahal umur minimal pengguna yang boleh mendaftar adalah 13 tahun. Ini artinya ribuan pengguna aplikasi tersebut tidak sepenuhnya mengerti apa yang mereka setujui.
Hal yang sama juga terjadi pada pengguna Viber, Snapchat, dan Pinterest yang boleh mendaftar di usia 13 tahun atau lebih tapi membutuhkan pemahaman individu berusia 15 sampai 17 untuk dapat mengerti syarat dan ketentuan penggunaan aplikasi.
Di sisi lain, addictivetips.com juga menemukan bahwa pengguna aplikasi Tumblr dan Flickr akan lebih mudah memahami apa yang mereka setujui karena kebijakan privasi dua aplikasi ini membutuhkan kemampuan membaca setara anak usia 8-10 tahun saja.