Layanan komputasi awan atau cloud computing berjenis Platform as a Service dan Software as Service diprediksi tumbuh siginifikan pada 2021.
"Tren komputasi cloud pada 2021 terjadi shifting, selain market secara bisnis memang tumbuh, tapi tren bisnisnya yang semula didominasi kebutuhan infrastruktur, seperti server, virtual server, virtual machine, tahun 2021 mulai tumbuh dan sangat signifikan yaitu platform as a service dan software as a service," ujar Director of Business & Operation Telkomsigma, Tanto Suratno, dalam konferensi pers virtual peluncuran FLOU Cloud.
Tentunya kebutuhan infrastruktur cloud bakal meningkat dalam bentuk platform dan perangkat lunak. Hal itu mendorong meningkatnya permintaan platform yang didukung oleh semakin diadopsinya framework yang disebut cloud native di industri.
Teknologi cloud native, memberikan kemudahan, baik dalam pengembangan sistem informasi, software, aplikasi, khususnya bagi startup. "Tren kemudahan cloud native ini kemudian akan terus meluas adopsinya, tidak hanya di startup tetapi juga di industri," kata Tanto.
Selain itu, Tanto mengungkapkan penyedia layanan komputasi awan juga dituntut untuk memenuhi tren agility, scalability dan resiliensi.
"Trennya ke depan tidak ada lagi toleransi untuk sistem down, tidak ada cerita customer akses, layanan aplikasi mobile putus saat diakses, trennya meresumekan bahwa penyedia cloud harus mampu menyediakan zero down time, resiliensi tingkat tinggi," ujar Tanto.
Dari segi keamanan, perusahaan keamanan siber Palo Alto Networks menyebutkan bahwa tim keamanan perlu bekerja lebih cepat dan mampu beradaptasi dengan kecepatan yang dihadirkan oleh cloud.
Meskipun kontrol keamanan jaringan tetap menjadi komponen penting dalam mendukung keamanan cloud, menurut Palo Alto Networks, perusahaan perlu memperkuatnya dengan lapis tambahan, terutama di lingkup pengelolaan identitas dan manajemen akses (IAM) seiring meningkatnya skalabilitas pada penggunaan cloud di perusahaan.
Para peneliti Palo Alto Networks Unit 42 mengamati bahwa satu kesalahan konfigurasi IAM dapat memungkinkan penyerang menyusup hingga ke seluruh lingkungan cloud dan menembus hampir ke semua kontrol keamanan.
Kesalahan dalam konfigurasi identitas ini ditemukan di banyak akun cloud, yang menunjukkan adanya risiko keamanan yang tidak kecil bagi organisasi, bahkan berpotensi mempengaruhi seluruh lingkungan dalam waktu singkat.
"Apabila mereka lambat mengantisipasi hal ini di 2021, jumlah kerentanan yang muncul dikhawatirkan akan jauh lebih banyak dari apa yang mereka perkirakan," sebut Palo Alto Networks.
Komputasi Kuantum
NTT melihat komputasi kuantum dan edge akan mengantarkan era baru komputasi: Lebih banyak pekerjaan komputasi yang dapat dilakukan secara lokal di edge, daripada di pusat cloud yang dapat menyebabkan penundaan. Misalnya, sistem komputer pada visualisasi mobil akan memproses dan mengenali gambar dengan langsung, dibandingkan dengan harus lebih dulu mengirimkan informasi tersebut ke cloud untuk melakukan verifikasi.
Ketika tren teknologi disruptif ini sudah ada di depan mata, dalam waktu dekat, tren ini akan mendorong kebutuhan terhadap transformasi digital karena memungkinkan bisnis untuk memberikan pengalaman pelanggan dan karyawan yang superior, lebih terhubung, mulus dan positif. Karena itu, NTT Ltd. memprediksi bahwa transformasi digital pada tahun 2021 akan menjadi suatu keharusan bagi dunia usaha, bukan suatu pilihan lagi.
Seperti yang terungkap dalam 2020 Global Customer Experience Benchmarking Report dari NTT, pengalaman karyawan dan pelanggan yang positif (Employee eXperience EX & Customer eXperience CX) akan menjadi landasan bagi strategi bisnis yang dibangun di masa depan. Hal ini didukung oleh penelitian NTT lebih lanjut, di mana 72% organisasi Asia Pasifik mengutip peningkatan CX sebagai faktor utama yang mendorong transformasi digital mereka.
Dalam mengomentari prediksi tersebut, Andy Cocks, Chief Go-to-Market Practices Officer di NTT Ltd. mengatakan, “Pada tahun 2021, kami memperkirakan bahwa keberhasilan CX akan bergantung pada apakah anda memiliki strategi berbasis data dan terdokumentasi dengan baik. Data pelanggan dalam jumlah besar yang diakses, diambil, dan dikelola oleh sebagian besar organisasi dari berbagai sumber semata-mata akan siap bertambah di tahun mendatang."
Andy melanjutkan, “Otomatisasi juga akan memainkan peran penting dalam inisiatif pengalaman karyawan. NTT memprediksi untuk melihat kemajuan dan adopsi otomatisasi proses robotik, pembelajaran mesin, dan AI. Pengusaha harus berpikir keras untuk mengoptimalkan kesejahteraan dan keselamatan karyawan. Identitas, data dan analitik, alat kolaboratif, keamanan dan otomatisasi akan menjadi dasar untuk meningkatkan pengalaman karyawan, serta yang terpenting, kesejahteraan karyawan."
Terakhir, keamanan siber harus mendukung semua yang diterapkan karena dampaknya terhadap loyalitas pelanggan dan kesejahteraan karyawan akan semakin meningkat saat memasuki tahun 2021. NTT’s Intelligent Workplace Report juga menunjukkan bahwa 93,2% organisasi di Asia Pasifik telah sepenuhnya memikirkan kembali keamanan mereka untuk mengakomodasi cara bekerja baru yang diakibatkan oleh pandemi. Pelatihan tentang aplikasi baru dan cara kerja baru tampaknya tidak menjadi agenda utama (hanya untuk 48,7% dari organisasi di Asia Pasifik), yang menghadirkan risiko tingkat tinggi.
Memberi tahu karyawan tentang pembaruan kebijakan keamanan dan menyelesaikan program kesadaran tentang keamanan, bagaimana ini akan mendukung mereka dalam aktivitas sehari-hari - terlepas dari lokasinya - dan apa yang diharapkan dari mereka, adalah yang terpenting untuk memastikan perilaku karyawan yang diinginkan, dan yang terpenting, penerimaan dan kesediaan mereka secara aktif untuk mendukung dan berpartisipasi tentang masalah keamanan siber.