Find Us On Social Media :

AWS re:Invent 2020: AWS Tegaskan Pentingnya untuk Terus Berinovasi

By Cakrawala, Rabu, 9 Desember 2020 | 10:00 WIB

Andy Jassy (CEO, Amazon Web Services) ketika menyampaikan keynote pada AWS re:Invent 2020 yang dilaksanakan secara virtual, 1 Desember 2020 lalu.

Pandemi COVID-19 memaksa banyak bisnis untuk menciptakan kembali dirinya atau melakukan invensi kembali dirinya agar setidaknya bisa bertahan. Pandemi COVID-19 pun mengakselerasi transformasi digital yang berlangsung pada banyak perusahaan; dari yang biasanya terjadi dalam hitungan tahun menjadi terjadi dalam hitungan bulan. Pandemi COVID-19 menunjukkan pentingnya organisasi untuk terus berinovasi me-reinvent dirinya. Itu pula yang ditegaskan oleh AWS (Amazon Web Services) pada AWS re:Invent 2020 yang mulai berlangsung pada 1 Desember 2020 lalu secara virtual di dunia. AWS tentunya juga terus berinovasi menawarkan berbagai produk, servis, dan fitur baru yang diklaim me-reinvent aneka produk dan servis yang ditawarkan oleh public cloud. Berbagai produk, servis, dan fitur baru yang disampaikan pada AWS re:Invent 2020 tersebut memudahkan pula organisasi untuk me-reinvent dirinya.

"Jika Anda melihat hanya ke [sejauh] dua puluh tahun lalu, Fortune 500 tahun 2000, hanya setengah dari mereka yang masih berada di dalam daftar tersebut [saat sekarang]. Adalah sangat sulit untuk membangun sebuah bisnis yang berjalan dengan sukses untuk banyak tahun dan untuk melakukannya, Anda akan perlu untuk me-reinvent diri Anda, sering kali Anda akan perlu untuk me-reinvent diri Anda berulang kali," ujar Andy Jassy (CEO, Amazon Web Services). "Anda ingin untuk me-reinvent ketika Anda sedang sehat, Anda ingin untuk me-reinvent sepanjang waktu. Jadi, kami telah memikirkan apa yang menjadi kunci dari reinvention dan sebagian darinya adalah membangun budaya reinvention dan sebagian darinya adalah mengetahui teknologi apa yang tersedia untuk Anda serta memanfaatkannya dan membuat reinvention itu terjadi," jelas Andy Jassy sembari menekankan bahwa AWS menawarkan teknologi infrastruktur cloud yang paling luas dan paling dalam di dunia.

Meskipun mengedepankan pentingnya organisasi untuk me-reinvent dirinya, bukan berarti AWS tidak cocok untuk perusahaan rintisan alias startup. Dengan berbagai kelebihan public cloud plus produk dan servis yang luas dan dalam, AWS sangat cocok untuk perusahaan rintisan. Ambil contoh Boom, tepatnya Boom Technology, yang menyebut dirinya sebagai perusahaan rintisan pada bidang dirgantara. Boom menargetkan pada akhir dekade ini untuk menghadirkan pesawat penumpang dengan kecepatan melebihi kecepatan suara alias supersonik, pesawat penumpang yang bisa menghemat waktu penerbangan jarak jauh menjadi sekitar setengah dari waktu sekarang. Dengan menggunakan AWS, Boom mengklaim bisa menghemat waktu dan biaya dalam mendesain pesawat penumpang dengan kecepatan melebihi kecepatan suara tersebut.

Berbeda dengan masa lampau, mendesain pesawat masa kini banyak dilakukan memanfaatkan komputer. Kemampuan komputasi yang diperlukan tentunya yang bertenaga. Kemampuan komputasi bertenaga ini disewa Boom dari AWS seperti halnya Amazon EC2 (Elastic Compute Cloud). Berhubung menyewa dan bukannya membeli serta mengoperasikan kumpulan server sendiri, Boom bisa menghemat modal yang dikeluarkan alias capex (capital expenditure). Selain itu, Boom juga bisa menyewa lebih banyak lagi kemampuan komputasi bertenaga untuk menguji lebih banyak desain pesawat. Alhasil menghemat waktu yang diperlukan.

Terdapat lebih dari tiga puluh produk, servis, dan fitur baru yang dikemukakan oleh Andy Jassy pada keynote-nya saat membuka AWS re:Invent 2020, baik yang sudah tersedia saat disampaikan maupun yang akan tersedia. Menilik AWS re:Invent yang telah lalu, jumlah produk, servis, dan fitur baru yang diperkenalkan AWS pada AWS re:Invent 2020 sewajarnya lebih banyak lagi. Berbagai produk, servis, dan fitur baru yang dihadirkan tentunya memperluas dan memperdalam tawaran AWS yang sebelumnya sudah paling luas dan paling dalam tersebut.

AWS menyebutkan pula kehadiran berbagai produk, servis, dan fitur baru itu sebagai jawaban atas permintaan para konsumennya; produk, servis, dan fitur yang bisa membantu konsumen AWS dalam mengatasi permasalahan alias pain point-nya. Wajar bila AWS tetap menjadi penyedia infrastructure as a service nomor satu di dunia dan memiliki penghasilan yang terus bertumbuh. AWS memperkirakan bahwa tahun 2020 ini pendapatannya akan mencapai lebih dari US$46 miliar. Adapun pertumbuhannya pada kuartal ketiga 2020 dibandingkan kuartal ketiga 2019 adalah sekitar 29%.

Beberapa dari produk, servis, dan fitur baru yang dikemukakan oleh Andy Jassy adalah instance C6gn untuk Amazon EC2, instance yang ditenagai Habana Gaudi untuk Amazon EC2, volume gp3 untuk Amazon EBS (Elastic Block Store), Amazon Aurora Serverless v2, Real-time Contact Lens for Amazon Connect, dan Amazon Monitron.

Instance C6gn untuk Amazon EC2

Instance C6gn untuk Amazon EC2 bisa dibilang melengkapi instance C6g untuk Amazon EC2 yang dikemukakan pada AWS re:Invent 2019 yang berlangsung sekitar setahun lalu. Seperti yang InfoKomputer sampaikan di sini, instance C6g menggunakan prosesor AWS Graviton2 yang berbasiskan arsitektur Arm. AWS mengklaim bahwa dibandingkan instance generasi kelima yang ditenagai prosesor x86, instance C6g yang merupakan generasi keenam menawarkan perbandingan antara harga dan kinerja yang lebih baik sebesar 40%. Instance C6gn sendiri hadir dengan kemampuan jaringan yang ditingkatkan; instance C6g menawarkan bandwidth jaringan sampai 25 Gbps, sedangkan instance C6gn menawarkan bandwidth jaringan sampai 100 Gbps. Instance C6gn akan tersedia dalam waktu dekat.

Instance yang Ditenagai Habana Gaudi untuk Amazon EC2

Menilik dari penyebutannya, instance yang ditenagai Habana Gaudi untuk Amazon EC2 tentunya menggunakan Habana Gaudi sebagai unit pemrosesannya. AWS menyebutkan instance baru tersebut akan memanfaatkan sampai delapan akselerator Habana Gaudi dan ditujukan untuk melatih model ML (machine learning). AWS menyebutkan instance yang ditenagai Habana Gaudi itu menawarkan perbandingan antara harga dan kinerja yang lebih baik sampai sekitar 40% dibandingkan instance berbasis GPU yang saat ini tersedia untuk Amazon EC2, tentunya dalam melatih model ML. Habana, tepatnya Habana Labs, sendiri telah diakuisisi Intel tahun lalu. Instance yang ditenagai Habana Gaudi ditargetkan tersedia pada semester pertama 2021.

Volume gp3 untuk Amazon EBS

Volume gp3 untuk Amazon EBS merupakan versi terbaru dari volume SSD untuk keperluan umum alias general purpose SSD volume untuk Amazon EBS. Sebagai yang terkini, volume gp3 tentunya menawarkan peningkatan dari volume gp2 atau volume sebelumnya. AWS mengklaim volume gp3 "memisahkan" antara kinerja penyimpanan dengan kapasitas penyimpanan. Dengan volume gp3, IOPS (input/output operation per second) dan throughput bisa ditingkatkan tanpa perlu menambah kapasitas, tidak seperti sebelumnya. Selain itu, volume gp3 juga menawarkan harga kapasitas per gigabyte yang lebih terjangkau sampai 20% dibandingkan volume gp2. Volume gp3 sudah tersedia sejak dikemukakan.

Amazon Aurora Serverless v2

Seperti namanya, Amazon Aurora Serverless v2 adalah versi kedua dari Amazon Aurora Serverless. Amazon Aurora Serverless v2 menghadirkan beberapa peningkatan dibandingkan Amazon Aurora Serverless versi sebelumnya yang kini disebut v1. Dua dari peningkatan yang paling mencolok adalah kecepatan untuk meningkatkan kapasitas basis data alias database dan "keakuratan" penambahan kapasitas basis data. Pada Amazon Aurora Serverless v1, ketika kebutuhan bertambah dan membutuhkan penambahan kapasitas, peningkatan kapasitas basis data dilakukan dalam waktu 5 sampai 50 detik. Peningkatkan pun dilakukan dengan menggandakan kapasitas. Pada Amazon Aurora Serverless v2, peningkatan dilakukan dalam waktu yang jauh di bawah 1 detik. Peningkatan yang dilakukan juga bukan dengan menggandakan kapasitas. Amazon Aurora Serverless v2 membolehkan peningkatan dengan tahapan yang lebih halus atau kecil untuk menyediakan kapasitas basis data dengan jumlah yang dinilai tepat, sesuai kebutuhan. Saat ini, preview dari Amazon Aurora Serverless v2 sudah tersedia.

Real-time Contact Lens for Amazon Connect

Setelah sebelumnya, Contact Lens for Amazon Connect bisa membantu dalam mempelajari bagaimana suatu panggilan yang dilakukan konsumen ke call center berlangsung; misalnya kapan konsumen menunjukkan sentimen positif, kapan konsumen menunjukkan sentimen negatif, kapan terjadi keheningan yang lama; setelah panggilan selesai, kini dengan Real-time Contact Lens for Amazon Connect, hal tersebut bisa dilakukan secara real-time. Real-time Contact Lens for Amazon Connect memungkinkan suatu panggilan yang sedang dijawab kurang baik oleh petugas call center untuk diambil alih pemimpinnya agar konsumen bersangkutan tidak beroleh pengalaman yang kurang menyenangkan. Sayangnya, Real-time Contact Lens for Amazon Connect seperti halnya Contact Lens for Amazon Connect belum mendukung Bahasa Indonesia. Real-time Contact Lens for Amazon Connect telah tersedia sejak dikedepankan.

Amazon Monitron

Amazon Monitron merupakan solusi dari ujung ke ujung untuk pemonitoran perangkat. Amazon Monitron ditujukan antara lain untuk pemanufakturan. Dengan Amazon Monitron, suatu pemanufakturan bisa melakukan pemonitoran terhadap berbagai perangkat yang digunakannya. Sebagai solusi dari ujung ke ujung, Amazon Monitron menyediakan sensor, gateway, model ML yang disesuaikan, dan aplikasi untuk smartphone. Dengan Amazon Monitron, suatu organisasi bisa dengan mudah dan cepat memanfaatkan IoT (internet of things) untuk beroleh data dan mendapatkan insight. Amazon Monitron sudah tersedia sejak dikemukakan.