Find Us On Social Media :

Digital Intelligence Index: Ekonomi di APAC Lebih Terpercaya dan Tangguh Secara Digital

By Liana Threestayanti, Rabu, 9 Desember 2020 | 12:00 WIB

Ekonomi Digital

 

Di tengah ujian pandemi, Singapura, Hong Kong SAR, Korea Selatan, dan Tionghoa Taipei tampil di antara ekonomi-ekonomi yang paling dinamis secara digital.

Hal itu terungkap dalam Digital Intelligence Index yang dirilis oleh Fletcher School di Tufts University, bekerja sama dengan Mastercard

Digital Intelligence Index memetakan kemajuan berbagai negara dalam upaya digitalisasi yang dilakukannya, menumbuhkan kepercayaan, dan mengintegrasikan konektivitas ke dalam kehidupan miliaran penduduk dunia

Seperti di edisi tahun 2014 dan 2017, indeks tahun ini memberikan gambaran tentang perkembangan digital global, memberikan wawasan tentang faktor-faktor utama yang mendorong perubahan dan momentum, dan mengungkap apa artinya bagi ekonomi yang menghadapi tantangan pandemi global dan masa depan pasca-pandemi.

Paling Dinamis Meski Di Tengah Pandemi

Khusus di wilayah Asia Pasifik, Singapura, Hong Kong SAR, Korea Selatan, dan Tionghoa Taipei termasuk di antara ekonomi-ekonomi yang paling dinamis secara digital. Bahkan Korea Selatan dan Tionghoa Taipei secara signifikan mengungguli tingkat pertumbuhan OECD pada kuartal kedua tahun 2020 di tengah global lockdown. Ekonomi-ekonomi ini menampilkan ketersediaan talenta tingkat tinggi, kolaborasi R&D aktif antara industri dan akademisi, dan catatan kuat dalam membuat dan membawa produk digital ke tingkat mainstream.

"Pandemi mungkin merupakan ujian paling murni dari kemajuan dunia menuju digitalisasi. Kami memiliki pandangan yang lebih jelas tentang bagaimana ekonomi digital yang dinamis dapat berkontribusi pada ketahanan ekonomi selama terjadinya kekacauan global dan dapat diposisikan untuk pemulihan dan perubahan," ujar Bhaskar Chakravorti, Dekan Bisnis Global, Fletcher School.

Temuan penting lainnya yang dirangkum dalam indeks ini di antaranya:

Fase After Access

Dengan hampir dua pertiga populasi dunia online saat ini2, kita memasuki fase 'after access', di mana akses saja tidak cukup. Aspek-aspek seperti kualitas akses, penggunaan teknologi digital yang efektif, lembaga yang bertanggung jawab, kebijakan tata kelola data yang kuat, dan menumbuhkan kepercayaan merupakan faktor yang lebih besar dalam menentukan daya saing dan keberlanjutan digital.

Tingkat Keterlibatan Digital Tinggi

Kaum muda di negara berkembang menunjukkan tingkat keterlibatan digital yang tinggi. Ini adalah sebuah titik terang bagi pemerintah yang berusaha memperluas digitalisasi di ekonomi mereka.