"Bayangkan dari (nilainya) kurang 10 dollar AS per bitcoin (sekarang sudah mencapai 30.000 dollar AS per bitcoin). Hanya terjadi koreksi dan konsolidasi, lalu naik lagi. Kita tahu oil (harga minyak) naik turunnya juga signifikan, bahkan pernah negatif," ungkap Wahyu.
Namun, menurut Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi, menaruh dana pada bitcoin perlu kehati-hatian lantaran harganya sangat berfluktuasi. Ingat, bitcoin sempat melemah hingga 3.867 dollar AS pada 25 Maret 2019 silam.
"Dari kondisi tersebut, memang resiko investasi atau penggunaan bitcoin cukup tinggi. Kalau gain bisa tinggi sekali, kalau terpuruk bisa sangat dalam," ucap Heru.
Hingga saat ini, belum diketahui apakah bitcoin masih bisa naik ke level tertinggi atau melemah dalam jangka panjang. Namun, dilihat dari trennya, bitcoin yang sudah mencapai titik puncak akan kembali turun dan membutuhkan waktu untuk pulih.
"Maka kemudian akan turun, dan butuh waktu untuk rebound sehingga yang berkeinginan investasi di bitcoin perlu sangat hati-hati," pungkas Heru.
Baca Juga: Gara-gara Cuitan Elon Musk, Harga Dogecoin Melejit Lebih dari 592%