Find Us On Social Media :

Facebook Gunakan Teknologi ini Berantas Konten Kekerasan Anak

By Adam Rizal, Minggu, 10 Januari 2021 | 09:00 WIB

Keamanan Facebook

Facebook berhasil menghapus 99,5 persen konten terkait eksploitasi anak termasuk pelecehan, kekerasan, hingga aktivitas seksual yang melibatkan anak di bawah umur.

"Kami berhasil menemukan dan menghapus 99,5 persen konten eksploitasi anak, bahkan sebelum konten itu dilaporkan oleh pengguna," ujar Amber Hawkes, (Kepala Kebijakan Keamanan Facebook Asia-Pasifik) dalam acara diskusi soal keamanan Facebook.

Facebook serius memerangi konten eksploitasi khususnya pada anak, mengingat anak-anak merupakan pihak yang paling rentan di ruang maya.

Karena itu, Facebook mensyaratkan pengguna Facebook berusia 13 tahun ke atas ketika akan membuat akunnya.

Facebook juga menyematkan beberapa kebijakan tambahan khusus pada akun anak di bawah umur, misalnya fitur berbagi lokasi yang secara otomatis dimatikan oleh Facebook.

Demi melindungi pengguna di bawah umur, Facebook juga menginvestasikan miliaran dollar untuk mengembangkan teknologi pendeteksi konten-konten yang mengeksploitasi anak.

Teknologi pendeteksi konten Facebook memiliki beberapa fungsi. Pertama, teknologi ini berfungsi untuk menguji laporan-laporan yang serius, termasuk konten eksploitasi anak.

Kedua, teknologi ini secara proaktif membantu Facebook mendeteksi unggahan baru yang kemungkinan berisi konten eksploitasi anak.

Jika ternyata terdeteksi, teknologi ini akan menemukan konten tersebut dan secara otomatis menghapusnya.

"Misalnya, kami menggunakan kecerdasan buatan untuk mendeteksi konten yang berisi pornografi anak, biasanya hanya dibutuhkan waktu hitungan detik antara jeda waktu proses penemuan dan penghapusan," ungkap Hawkes.

Namun, jika ternyata ada konten eksploitasi anak yang luput dari deteksi teknologi tersebut, Hawkes meminta agar pengguna Facebook secara proaktif langsung melaporkannya.

"Teknologi ini juga memungkinkan Facebook untuk mendeteksi akun-akun yang berinteraksi di luar kewajaran dengan akun pengguna di bawah umur sekaligus meminimalisir terjadi percobaan tindak eksploitasi pada anak," pungkasnya.