Find Us On Social Media :

Ingin Bisnis Berkembang di 2021, Perhatikan Lima Tren Teknologi Ini

By Liana Threestayanti, Minggu, 10 Januari 2021 | 17:30 WIB

Ilustrasi keuntungan bisnis.

Penulis: Frank Feldmann, Vice President, APAC Office of Technology, Red Hat Asia Pacific

Pandemi COVID-19 ini telah mengajarkan banyak hal kepada kita, termasuk kepada organisasi atau perusahaan. Di antara pelajaran itu adalah akselerasi transformasi. Dan mempersiapkan diri di tahun baru ini, ada lima tren yang sebaiknya diperhatikan perusahaan dan organisasi. 

Perusahaan dan organisasi kini semakin menyadari bahwa mereka harus bertransformasi lebih cepat untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19, di antaranya adalah kebijakan bekerja di rumah hingga meningkatnya kebutuhan konsumen terhadap layanan dan pengalaman yang lebih baik. 

Kita berharap tren teknologi akan terus berkembang ketika keadaan sosial dan ekonomi saat ini memaksa kita semakin tergantung pada teknologi. Meniti ombak tentu lebih baik ketimbang tenggelam di dalamnya. Oleh sebab itu, organisasi/perusahaan yang berpikiran maju di Asia Pasifik harus menimbang-nimbang lagi berbagai strategi transformasi digitalnya berdasarkan tren yang bakal muncul di tahun-tahun mendatang ini.

5G, IoT, & Edge Computing: Trio Konektivitas Pintar

Penetrasi 5G di Asia Pasifik akan terus bergerak maju. Layanan 5G komersial sudah tersedia di sembilan negara di kawasan ini, termasuk Korea Selatan, Jepang, dan China, dan 12 negara lainnya secara resmi mengumumkan rencana serupa. Penyebarluasan 5G akan mendorong pengadopsian Internet of Things (IoT) dan edge computing untuk menghadirkan konektivitas dengan latensi yang sangat rendah, jaringan dengan bandwidth tinggi, dan secara efektif mendukung pendistribusian endpoint dalam skala besar. 

Teknologi 5G, IoT, dan edge computing dapat diterapkan pada pengelolaan smart fleet (kendaraan pintar). Perangkat edge dapat memonitor sistem kendaraan yang penting. Melalui jaringan 5G, perangkat edge dapat mengirim peringatan, melacak arus barang, merencanakan rute, dan memfasilitasi komunikasi antara kendaraan dan entitas berteknologi IoT yang dapat memengaruhi atau terpengaruh oleh kendaraan tersebut.

Kami memperkirakan akan lebih banyak organisasi/perusahaan serta kota di Asia Pasifik yang mengadopsi 5G, IoT, dan edge computing pada tahun 2021 agar semakin terkoneksi dan efisien. Peningkatan penggunaan ketiga teknologi ini juga ikut meningkatkan analisis data dari sensor untuk melakukan pemeliharaan prediktif dan kontrol kualitas; sistem augmented reality untuk pengoperasian dari jarak jauh; dan 'connected experiences' yang dipersonalisasi untuk meningkatkan interaksi pelanggan dan pemasok.

Keamanan Semakin Diprioritaskan di Hybrid Cloud

Konsumen dan karyawan saat ini sama-sama berharap bahwa aplikasi dan layanan bisnis harus selalu tersedia dengan baik, on-demand, dan aman. Untuk mencapainya, kami merekomendasikan agar organisasi/perusahaan menggunakan hybrid cloud agar dapat menjalankan beban kerja atau workload di semua lingkungan (seperti di on-premise, private atau public cloud) dengan lebih mudah dan cepat. 

Global Tech Outlook 2021 dari Red Hat mendapati bahwa 77 persen organisasi/perusahaan di Asia Pasifik berencana memakai lebih dari satu platform cloud, misalnya private dan public cloud, dalam tempo 12 bulan ke depan, naik dari 53 persen pada 2020. Menurut hasil survei itu, tiga alasan teratas perusahaan menjalankan aplikasinya di hybrid cloud adalah meningkatkan keamanan data, meraih agility TI, dan mengatasi masalah kerahasiaan data.

Organisasi/perusahaan akan tetap fokus pada masalah keamanan seiring kemajuan perjalanan hybrid cloud-nya. Hampir setengah dari organisasi yang kami survei secara global mengatakan bahwa keamanan cloud menjadi prioritas utama pembiayaan mereka pada tahun depan. Namun tantangannya adalah keamanan ini memiliki beberapa elemen yang berbeda, seperti perangkat, jaringan, dan keamanan data. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan mengadopsi framework automasi open security yang memadukan praktik keamanan yang berbeda-beda menggunakan satu set workflow otomatis. Dengan cara itu, organisasi/perusahaan dapat meraih visibilitas yang lebih besar pada seluruh fungsi keamanan, memungkinkan mereka mengidentifikasi ancaman atau memulihkan dari serangan siber dengan lebih cepat.

Cloud-native Dorong Adopsi Container

Aplikasi-aplikasi yang didesain untuk cloud atau cloud-native dapat merespons suatu perubahan dengan cepat, beradaptasi, dan berkembang. Rilis fitur-fitur dan fungsi baru dapat dilakukan dengan lebih cepat, andal, dan sering, dengan risiko yang lebih kecil. Karena semakin banyak organisasi/perusahaan yang mengadopsi hybrid cloud untuk meningkatkan skalabilitas dan ketersediaan aplikasi, mereka yang juga memakai pengembangan cloud-native akan semakin mantap dalam membangun dan menjalankan aplikasi yang responsif, scalable, dan fault-tolerant di cloud apa pun.

Container adalah kunci untuk meraih manfaat dari pengembangan cloud-native. Container memungkinkan aplikasi untuk dikemas dan diisolasi bersama seluruh runtime environment mereka, sehingga lebih mudah untuk dipindahkan dari environment yang satu ke environment yang lain dengan mempertahankan fungsionalitasnya. Dengan container, pengembang aplikasi akan lebih mudah merilis dan mengupdate aplikasi sebagai sekumpulan layanan yang digabungkan secara longgar, seperti halnya microservice, alih-alih harus menunggu satu rilis besar. 

Menyadari bahwa container dapat membantu mempercepat inovasi, 45 persen responden Asia Pasifik pada Global Tech Outlook 2021 memperkirakan lebih dari setengah workload mereka akan berbasis container dalam 12 bulan ke depan.

Bangkitnya Automasi

Pelanggan menuntut fase yang lebih cepat, sementara arsitektur TI selalu berubah dan dibangun di atas stack teknologi yang kian rumit. Organisasi/perusahaan juga harus menjalankan kebijakan bekerja dari rumah selama pandemi COVID-19. 

Untuk mengatasi masalah ini, organisasi/perusahaan di Asia Pasifik beralih ke automasi untuk mengurangi kompleksitas, meningkatkan produktivitas, dan menurunkan biaya pengoperasian. Namun, mereka harus memiliki strategi automasi secara menyeluruh alih-alih menerapkan automasi secara terpisah, supaya mereka mendapatkan manfaat penuh dari teknologi tersebut.

Semakin banyak organisasi/perusahaan menggunakan automasi yang berhubungan dengan teknologi Artificial Intelligence dan machine learning untuk menciptakan layer tambahan pada insight otomatis untuk mengoptimalkan proses bisnis. Beberapa bank di Asia Pasifik bahkan sudah menggunakan robotic process automation (RPA) dalam proses approval aplikasi kartu kredit, mengotomatiskan berbagai macam pembayaran, dan memvalidasi klaim yang diajukan. Karena dapat meniru penilaian dan perilaku serta mereplikasi tindakan manusia berdasarkan aturan yang ada, RPA dapat menghemat waktu yang dibutuhkan untuk tugas-tugas tersebut.

Open Culture Lengkapi Modernisasi Teknologi

Berdasarkan sebuah studi yang disponsori oleh Red Hat pada November 2019, sebanyak 80 persen pemimpin bisnis di Asia Pasifik menyebutkan bahwa perubahan kultural dan modernisasi sama pentingnya dalam transformasi digital. Karakteristik budaya yang penting dalam transformasi meliputi kemampuan beradaptasi, inklusivitas, transparansi, dan kolaborasi. Semua ini merupakan prinsip open source. 

Organisasi/perusahaan yang telah melakukan perubahan budaya sekaligus memodernisasi infrastruktur dan arsitektur aplikasinya dapat dengan cepat mengembangkan dan meluncurkan aplikasi baru, merespons kebutuhan konsumen dengan cepat, dan mengontrol biaya pemeliharaan.

Saat semakin banyak bisnis di Asia Pasifik yang menyadari bahwa transformasi digital itu harus didorong oleh perubahan pola pikir, kami yakin akan lebih banyak organisasi/perusahaan yang menggunakan prinsip-prinsip, proses, dan budaya terbuka atau open pada tahun depan. Dengan demikian, organisasi/perusahaan dapat mengembangkan kolaborasi dan memberdayakan karyawan untuk mewujudkan ide dan jati diri terbaik mereka. Dengan begitu, inovasi bisa dipercepat dan perusahaan dapat mengatasi perubahan kebutuhan konsumen dan bisnis secara lincah atau agile.

Secara keseluruhan, kita melihat bahwa peristiwa global pada tahun 2020 telah menyebabkan organisasi/perusahaan makin berfokus pada tujuan bertahan hidup jangka pendek, yaitu mempertahankan kelangsungan bisnis mereka. Tapi akibat lanskap bisnis terus berkembang, organisasi/perusahaan di Asia Pasifik harus mempersiapkan diri menyambut masa depan dengan mengadopsi solusi teknologi yang fleksibel, agile, dan scalable. Dengan mempertimbangkan tren seperti 5G dan edge computation, hybrid cloud dan automasi, organisasi/perusahaan akan terbantu dalam mengembangkan atau memperbarui rencana transformasi digital mereka pada tahun 2021.