Find Us On Social Media :

Pengguna Aktif Telegram Naik Menjadi 500 Juta, Efek dari WhatsApp?

By Rafki Fachrizal, Kamis, 14 Januari 2021 | 16:15 WIB

Ilustrasi Aplikasi Telegram

Telegram mengumumkan bahwa pada minggu pertama Januari 2021, aplikasi pesan instan tersebut telah memiliki 500 juta pengguna aktif.

Bahkan dalam 72 jam terakhir per 12 Januari 2021, terdapat 25 juta pengguna baru yang bergabung dengan Telegram dari seluruh dunia.

Secara rinci, pengguna baru tersebut 38% dari Asia, 27% dari Eropa, 21% dari Amerika Latin, dan 8% dari Timur Tengah dan Utara Afrika.

Menurut Telegram, kenaikan angka tersebut merupakan peningkatan yang signifikan dari tahun lalu, di mana hanya 1,5 juta pengguna baru yang mendaftar di setiap harinya.

“Sepanjang sejarah 7 tahun beroperasi, Telegram telah mengalami beberapa lonjakan dalam jumlah unduhan akan tetapi lonjakan kali ini adalah yang paling signifikan,” tulis keterangan resmi dari Telegram.

Lebih lanjut, meningkatnya jumlah pengguna Telegram akhir-akhir ini sendiri terjadi bersamaan dengan kebijakan privasi dan persyaratan layanan baru yang dilakukan aplikasi pesan instan penantangnya, yaitu WhatsApp.

Para pengguna WhatsApp mendapatkan pemberitahuan lewat notifikasi yang muncul ketika membuka aplikasi yang identik dengan warna hijau tersebut.

Dalam notifikasi itu, WhatsApp menyampaikan tiga pembaruan penting, termasuk peraturan yang mewajibkan pengguna menyerahkan datanya ke Facebook, apabila ingin tetap menggunakan WhatsApp.

Kebijakan WhatsApp itu mendapatkan respons yang beragam lantaran terkait dengan data pengguna.

Baca Juga: Klarifikasi soal Kebijakan Baru Whatsapp yang Kontroversial Itu

Banyak pengguna WhatsApp yang menyetujui kebijakan baru itu karena masih ingin menggunakan aplikasi pesan instan tersebut.

Namun, ada pula yang mempertanyakan kebijakan yang dikeluarkan WhatsApp dan bahkan memilih beralih ke aplikasi lain seperti Telegram atau Signal.

“Lonjakan unduhan ini juga menunjukkan bahwa publik kini semakin memahami arti pentingnya data pribadi dan tidak bersedia menukarkan privasinya untuk digunakan oleh platform komunikasi yang menjual data pribadi untuk kepentingan bisnis,” tulis keterangan Telegram.