Saat ini smartphone iPhone berbasis iOS dan Android merajai pasar smartphone dunia. Dari sisi jumlah, tentunya smartphone berbasis Android yang open source lebih banyak penggunanya dibanding iPhone.
Apalagi, banyak vendor smaartphone yang menggunakan Android mulai dari Oppo, Vivo, Xiaomi, Asus, Realme dan dll.
Untuk masalah harga, smartphone Android dan iPhone terus bersaing di pasar. Namun, harga jual kembali, ada sedikit perbedaan antara Android dan iPhone.
iPhone menunjukkan kecenderungan harga yang meningkat dan hanya mengalami sedikit penurunan harga.
Hal itu berbanding terbalik dengan smartphone Android yang harga jualnya cenderung turun.
Berdasarkan riset yang dirilis oleh situs komparasi harga ponsel, BankMyCell, penurunan harga jual kembali smartphone Android ternyata dua kali lebih cepat dibandingkan iPhone.
Data yang dirilis merujuk pada ponsel Android dan iPhone yang memiliki banderol harga di atas 700 dollar AS atau sekitar Rp9,8 juta.
Berdasarkan hasil riset, harga jual ponsel Android selama satu tahun pertama, turun mencapai 33,62 persen, dibandingkan iPhone yang turun 16,70 persen.
Kemudian pada tahun kedua setelah pembelian, harga ponsel Android turun drastis hingga 61,50 persen. Sedangkan harga iPhone hanya mengalami penururan sekitar 35,70 persen.
Empat tahun berselang, harga ponsel Android bekas terus menurun di angka 81,11 persen dan iPhone sekitar 66,43 persen.
Baca Juga: Terus Merugi, LG Bakal Jual Bisnis Smartphone ke Perusahaan Vietnam
Sebagaimana dihimpun Gizchina, merek seperti HTC, Motorola, dan Sony adalah tiga vendor yang mengalami penurunan harga tertinggi di tahun pertama, yaitu masing-masing 53,08 persen, 42,57 persen, dan 39,51 persen.
Menurut BankMyCell, iPhone, Nokia, dan LG adalah tiga merek yang penurunan harga jual kembalinya paling lambat dibandingkan beberapa merek lainnya.
Sebut saja Samsung, hanya dalam waktu sembilan bulan, harga Samsung Galaxy S20 bekas di pasaran turun mulai dari 34,78 persen setelah pembelian.
Sementara harga iPhone 11 bekas turun mulai dari 12,84 persen selama satu tahun pertama.
Terlepas dari hal itu, para vendor sekelas Apple dan Samsung memang selalu menaikkan harga ponselnya setiap kali merilis seri ponsel baru.
Keduanya pun seolah menciptakan kelas konsumen anyar untuk pasar mereka, yakni high-end. Kelas ini menjadi mesin profit sendiri bagi vendor.
Jika diamati, ponsel high-end dalam setahun terakhir banyak yang menawarkan kapasitas RAM dan ROM yang besar. Hal tersebut ternyata berpengaruh pada permintaan storage dan memicu kenaikan harga.
Selain memori, smartphone high-end juga bersaing dalam keunggulan kamera. Beberapa vendor kini semakin gencar menawarkan ponsel dengan spesifikasi mumpuni di sektor fotografi.
Baca Juga: Pisah dari Huawei, Honor V40 Hadir dengan Dimensity 1000 Plus