Apple mengungkapkan sebuah dokumen berjudul A Day in the Life of Your Data (Satu Hari Dalam Kehidupan Data Anda).
Dokumen itu berisi penjelasan bahwa perusahaan aplikasi pihak ketiga seperti Facebook mampu melacak semua data pengguna melalui aplikasi dan web mereka.
Bahkan, ada enam jenis pelacak data yang disisipkan di dalam sebuah aplikasi yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi pribadi pengguna, mulai dari lokasi hingga kebiasaan belanja.
Data-data pengguna yang diam-diam dikumpulkan itu disatukan, dibagikan, diagregasi, dan dimonetasi. Industri pengolahan data ini diperkirakan bernilai setidaknya 227 miliar dollar AS (sekitar Rp3.177 triliun) per tahun.
A Day in the Life of Your Data pun mengungkap bahwa informasi pribadi dikumpulkan dari aktivitas sehari-hari, seringkali secara diam-diam dan tidak disadari oleh pengguna gadget yang bersangkutan.
Misalnya, seperti ketika pengguna sedang mengambil gambar selfie. Ketika foto disunting menggunakan filter yang tersedia dalam sebuah aplikasi, maka aplikasi tersebut memiliki akses untuk membuka semua gambar dan metadata yang terlampir di dalam galeri.
Baca Juga: Ancaman Keamanan & Privasi Data Meningkat, Acronis Sarankan 3 Hal Ini
Lalu jika foto tersebut diunggah di media sosial, maka aplikasi tersebut akan menghubungkan aktivitas online pengguna dengan sekumpulan data tambahan yang sebelumnya telah dikumpulkan oleh aplikasi lain seperti informasi demografs dan nomor telepon.
Hasil akhirnya adalah iklan yang disodorkan dengan tepat sasaran ke pengguna secara spesifik. Seorang ayah yang diketahui memiliki anak kecil dari rangkaian data, misalnya, bakal disasar oleh iklan-iklan mainan yang dijual oleh toko di kota tempat tinggalnya.
Melalui A Day in the Life of Your Data, Apple juga menjelaskan berbagai kebijakan yang telah diterapkan Apple dalam beberapa tahun terakhir untuk melindungi privasi dan data pengguna.
Salah satu hal yang menjadi poin keberatan Facebook adalah rencana Apple mengharuskan aplikasi meminta izin terlebih dahulu sebelum mulai mengumpulkan data.
Dengan kata lain, aplikasi-aplikasi pihak ketiga tidak bisa lagi diam-diam mengumpulkan data tanpa disadari pengguna. Menurut Facebook, hal ini bisa mengurangi pendapatan pengiklan hingga 50 persen.
Apple awalnya berencana mulai menerapkan tombol untuk meminta izin pelacakan data itu di iOS 14 pada September 2020, tapi kemudian ditunda hingga musim semi 2021 atau antara bulan Maret hingga Mei mendatang.
Baca Juga: Belajar dari Israel: Memanfaatkan Big Data di Program Vaksinasi