Saat dunia dilanda pandemi, industri Artificial Intelligence (AI) justru melenggang pasti di tengah disrupsi. Siapakah pemegang supremasi AI saat ini?
Gaya hidup dan cara kerja digital yang saat ini dipraktikkan konsumen maupun perusahaan membuat AI disambut hangat. Terlebih AI diyakini dapat membantu perusahaan menyajikan pengalaman digital yang benar-benar berbeda bagi pelanggan.
Berdasarkan riset ESI ThoughtLab, dalam waktu tiga tahun ke depan, 63% perusahaan akan semakin canggih dalam memanfaatkan teknologi AI. ESI ThoughtLab juga menemukan bahwa persentase pengguna Robotic Process Automation (RPA) yang berkategori ahli akan meningkat dari 29% saat ini menjadi 68% di tahun 2023. Sementara operator machine learning dan chatbot yang tergolong mahir akan meningkat masing-masing dari 19% dan 25% di 2020 menjadi 45% dan 59% di 2023.
Siapa Negara Pemegang Supremasi AI?
Sebuah perusahaan dikategorikan sebagai “Leader” jika sudah memperlihatkan implementasi AI tingkat tinggi dan meraih banyak manfaat nyata dari investasi AI.
Cukup mengejutkan bahwa Amerika Serikat, yang notabene adalah “rumah” bagi para raksasa teknologi, tidak menduduki posisi teratas dalam daftar negara yang memimpin dalam implementasi AI.
Peringkat teratas daftar 10 negara pemegang supremasi AI diduduki oleh Jepang karena memiliki jumlah pengguna AI tingkat mahir terbanyak sehingga mengungguli negara-negara lainnya. Saat ini 24% dari perusahaan Jepang yang sudah menggunakan AI adalah pemimpin dan inovator di bidang AI. Menurut IDG, adanya skema yang didukung pemerintah telah membantu mendorong investasi di industri AI di Jepang.
Sementara untuk negara-negara lainnya, menurut hasil riset dari ESI ThoughtLab, persentase rata-rata jumlah AI leader per negara hanya 15%. Dan hanya ada tujuh negara yang berhasil membuntuti Jepang, yaitu AS, Inggris, dan Singapura (18%); Brasil dan Jerman (16%); dan Kanada dan India (15%). Kemudian di peringkat 9 dan 10 dari daftar adalah Meksiko (14%) dan Australia (13%)
Menurut Oxford Insights’ AI Readiness Index 2020, Kanada dan India berada di peringkat 14 dan 40 dari 172 negara yang memiliki kemampuan mengimplementasikan dan menggunakan AI secara efektif. Keduanya disebut berpotensi untuk melejitkan diri ke tingkat yang lebih tinggi.
Industri Unggul dalam Adopsi AI
Sektor industri pun tak ketinggalan mengeksplorasi potensi dan meningkatkan investasinya untuk AI seiring kian matangnya pemanfaatan teknologi di sektor tersebut. Hasil riset ESI ThoughtLab memperlihatkan 33% perusahaan otomotif yang sudah mengimplementasikan AI adalah AI leader.
Secara umum, ada korelasi antara skala bisnis dan kematangan AI, sehingga perusahaan yang berskala lebih besar meraih kematangan AI lebih cepat daripada perusahaan yang lebih kecil. Contohnya sektor perbankan dan healthcare, di mana 31% institusi perbankan yang sudah ditenagai AI adalah leader dan 20% pelaku bisnis healthcare telah mencapai status leader.