Find Us On Social Media :

Jejak.in Gunakan Teknologi AI untuk Kumpulkan Data Flora dan Fauna

By Rafki Fachrizal, Kamis, 25 Februari 2021 | 19:15 WIB

Ilustrasi Flora dan Fauna

Startup di bidang lingkungan hidup Jejak.in, menggunakan salah satu solusi dari Microsoft berbasis teknologi AI (Artificial Intelligence) untuk mengumpulkan data flora dan fauna dengan cepat dan mudah di suatu area.

Untuk diketahui, Jejak.in adalah startup tanah air yang mengembangkan sistem pengelolaan pohon yang dapat membantu proses pengambilan dan pengolahan data yang terukur, mudah dilaporkan, dan dapat di verifikasi. Singkatnya, jejak.in adalah sistem sensus untuk mengelola pohon dan tanaman.

⁠Seperti yang kita tahu, menanam pohon adalah cara yang paling mudah dan efektif untuk menahan laju perubahan iklim yang terjadi di bumi.

Program-program terkait menanam pohon ini juga sebenarnya telah banyak dilakukan oleh berbagai pihak, seperti bisnis atau lembaga.

Tapi, tantangan yang biasanya dihadapi adalah bagaimana caranya mereka kemudian dapat memastikan semua program itu berjalan sukses.

Nah dengan adanya sistem pengelolaan pohon dari Jejak.in, mereka dapat menghitung berbagai dampak lingkungan sebagai hasil dari penanaman pohon.

Salah satu dampak penanaman pohon yang dapat diukur oleh jejak.in di antaranya adalah prediksi dan penghitungan jumlah karbon yang dapat diserap setiap pohon dan area penanaman. ⁠

“Kami mulai dengan ide yang sederhana di mana kami ingin membantu bisnis, korporasi, organisasi atau lainnya untuk dapat melakukan monitoring terhadap sebuah proses reforestrasi,” ujar Arfan Arlanda, CEO dan Founder Jejak.in, dalam acara Microsoft DevCon 2021.

“Kami melakukan monitoring terhadap pohon, penanaman pohon tepatnya, dengan menggunakan teknologi seperti IoT sensors, satelit data, drone data, dan LiDAR untuk kemudian kita proses menggunakan Machine Learning guna mendapatkan wawasan yang lebih detail,” tambahnya.

Selain memastikan suksesnya program penanaman pohon yang dilakukan di suatu area, Jejak.in juga mengukur dampak yang dihasilkan daripada program itu, seperti berapa karbon yang diserap, dampaknya terhadap kualitas udara, air, dan tanah serta biodiversity (keanekaragaman hayati).

“Jadi salah satu dampak yang kami ukur itu biodiversity, di mana kami melakukan perhitungan terhadap indeks vegetasi suatu area. Itu semua menggunakan Machine Learning model yang kami bangun sendiri,” cetus Arfan.

Baca Juga: Resmi, Microsoft Bangun Data Center Region di Indonesia

Menurut Arfan, ada satu dampak measurement (pengukuran) dari biodiversity ini yang sangat penting dalam memastikan bahwa satu program reforestrasi berhasil.