Berdasarkan data dari Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (AMVESINDO) menyebutkan bahwa terlepas dari fakta kontraksi perekonomian Indonesia sebagai konsekuensi pandemi, sebanyak 52 startup asal Indonesia berhasil meraup pendanaan sebesar 1,9 miliar dolar AS (27 miliar rupiah) sepanjang tahun 2020.
Meskipun angka pendanaan tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2019, angka tersebut dinilai masih relatif baik mengingat kondisi perekonomian Indonesia yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 3,49 persen (yoy). Lebih lanjut, penurunan ini seolah menjadi konsekuensi atas tertundanya berbagai kesepakatan pendanaan akibat pembatasan mobilitas yang memberikan dampak secara regional
Indonesia sebagai rumah dari 196,7 juta pengguna internet dan memiliki tingkat penetrasi internet 73,7% merupakan tempat ideal untuk tumbuh kembang startup yang berorientasi digital.
Gowdey mengatakan Singapura dan Jakarta akan tetap menempati dua dari 10 tempat teratas untuk kota-kota dengan investasi VC tertinggi pada tahun 2019, sehingga dapat dikatakan bahwa startup Asia Tenggara tidak akan kekurangan peluang pendanaan. “Apalagi melihat keberadaan ekosistem usaha yang sangat kuat di Jakarta dengan banyak dana yang berfokus pada Indonesia,” tutup Gowdey.