Startup kuliner yang berdiri di bawah naungan Umara Group, Laukita, mengumumkan telah mendapatkan pendanaan dari PT. Amartha Koru Management (AKM).
Keunggulan dalam menggabungkan cita rasa Indonesia dengan teknologi serta model bisnis yang berkelanjutan, diklaim Laukita menjadi kunci keberhasilan dalam membangun kepercayaan investor.
Dengan pendanaan tersebut, startup yang merupakan pionir industri ready meals di Indonesia ini akan menggunakannya untuk berinvestasi pada pembangunan infrastruktur berupa pabrik dengan sertifikasi siap ekspor, serta keperluan pemasaran.
Kedua hal ini sejalan dengan target Laukita berikutnya, yaitu meracik varian resep makanan yang lebih inovatif, mempercepat penetrasi pasar, serta memperluas distribusi produk ke kota-kota besar di Indonesia dan ke luar negeri.
Adhia Absar Arryman, Founder Laukita mengatakan “Pendanaan ini menunjukkan adanya keyakinan yang tinggi bahwa industri ready meals memiliki peluang yang besar untuk berkembang.”
“Dengan peluang besar tersebut, kami yakin dapat menjadi pionir yang menggabungkan resep kuliner Indonesia dan teknologi, sehingga kita bisa menciptakan suatu ekosistem baru dalam industri makanan. Kami juga optimis dapat membawa cita rasa nusantara ke kancah internasional,” tambah Adhia.
Lebih lanjut, Laukita hadir sebagai one-stop solution yang menjawab kebutuhan, selera, dan jenis pola makan masyarakat yang beragam.
Semua produknya ini dikemas dalam bentuk produk ready meals berkualitas premium tanpa bahan pengawet yang bisa disajikan dengan praktis hanya dalam 3 menit.
Laukita pun menjadi yang pertama menggunakan teknologi kemasan vacuum-packed untuk makanan siap saji di Indonesia.
Baca Juga: Kominfo Resmi Blokir Snack Video
Laukita tidak hanya dibangun untuk menghadirkan solusi makanan lewat produk-produknya.
Namun, juga menciptakan dampak sosial bagi masyarakat yang lebih luas dengan mengajak, memberdayakan, dan membuka peluang bagi masyarakat untuk mulai punya usaha.
Dimas Beck, Co-Founder Laukita mengungkapkan, “Kami membuat berbagai inisiatif seperti membentuk tim reseller tanpa modal, serta membuka peluang sebagai stockist dengan biaya ringan, sehingga mereka pun dapat lebih mudah untuk mulai berbisnis tanpa harus punya risiko yang tinggi.”