Startup penyedia teknologi API untuk fintech (financial technology), Brick, mengumumkan telah mendapatkan pendanaan awal dari Better Tomorrow Ventures, PT Prasetia Dwidharma, 1982 Ventures, Antler, dan Rally Cap Ventures dengan jumlah yang tidak disebutkan.
Pendanaan itu juga didukung angel investor terkemuka seperti Shefali Roy (TrueLayer), Kunal Shah (Cred), Reynold Wijaya (Modalku), Quek Siu Rui (Carousell) dan pendiri Nium, Xfers, Aspire, BukuWarung, ZenRooms, dan CareemPay.
Brick berencana akan menggunakan dana yang terkumpul untuk meningkatkan skala platform, meningkatkan cakupan, dan memperluas ke pasar berikutnya.
Akhir tahun ini, Brick berencana meluncurkan API baru untuk perusahaan telekomunikasi, dompet seluler, platform e-commerce, inisiasi pembayaran, dan produk keuangan inovatif lainnya.
Brick membangun API fintech untuk perusahaan teknologi di mana penggunanya dapat menghubungkan akun keuangan mereka ke aplikasi dan mengakses berbagai layanan keuangan.
Teknologi Brick kompatibel dengan lebih dari 90% rekening bank senior di Indonesia dan saat ini bekerja dengan lebih dari 250 pengembang, 35 perusahaan teknologi, dan klien perusahaan fintech di Indonesia.
CEO Brick, Gavin Tan menjelaskan “Kami mengalami secara langsung kurangnya infrastruktur modern yang dibutuhkan untuk memberikan pengalaman fintech yang diminta pelanggan. Karena itu kami memulai Brick untuk memberdayakan perusahaan fintech generasi berikutnya dengan infrastruktur fintech yang mudah diterapkan, hemat biaya, dan inklusif.”
Dengan berkembangnya aplikasi fintech di Asia Tenggara, terdapat kebutuhan yang semakin besar akan infrastruktur keuangan modern yang dapat dimanfaatkan oleh pengembang untuk membangun pengalaman fintech modern.
Banyak dari aplikasi fintech yang kita lihat di pasaran saat ini dibangun di atas infrastruktur lama yang justru meningkatkan kompleksitas dan biaya implementasi.
Sheel Mohnot, Mitra Umum di Better Tomorrow Ventures menyatakan “Kami masih dalam tahap awal inovasi fintech di Asia Tenggara dan tidak dapat eksis tanpa infrastruktur data yang baik. Perusahaan teknologi di Asia Tenggara masih belum memiliki akses yang mudah ke API keuangan. Kami telah melihat secara langsung inovasi fintech yang diaktifkan dengan membuat API keuangan dan dengan senang hati mendukung Brick, investasi Asia Tenggara pertama kami.”
Baca Juga: Alasan China Hapus Peramban UC Browser Milik Alibaba
Saat ini, terdapat lebih dari 400 perusahaan fintech di Indonesia dengan lebih banyak fintech yang didirikan setiap bulan.
Brick membangun infrastruktur yang memungkinkan fintech dan perusahaan teknologi konsumen untuk dengan mudah menanamkan fitur fintech ke dalam aplikasi mereka.