Dalam hal pemanfaatan IoT (Internet of Things) di sektor industri, berbanding lurus dengan pertumbuhan transformasi digital industri.
IDC memprediksi pengeluaran perusahaan dalam IoT secara global akan mencapai tingkat pertumbuhan dua digit pada tahun 2021 di mana para pelaku bisnis memetakan perjalanan transformasi digitalnya menuju pemulihan bisnis.
Semakin canggih teknologi berbasis IIoT seperti robotics, dan Artificial Intelligence (AI) menimbulkan tantangan baru dalam mencari solusi terbaik untuk pemrosesan dan penyimpanan data IIoT dalam jumlah besar yang dapat mengurangi latensi dan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam merespon kompleksitas operasional secara cepat dan fleksibel. Di sinilah peran edge computing dibutuhkan.
Ronny Siswanto, Head of IT Enterprise Sales Schneider Electric Indonesia menjelaskan “Di era edge computing, edge data center memiliki peranan sangat penting dalam lingkungan kegiatan operasional yang berbasis perangkat IoT dimana tuntutan akan koneksi jarak jauh yang lebih cepat antara data center atau cloud dengan perangkat kerja jarak jauh dan kolaborasi lintas batas semakin tinggi.”
“Hal ini berarti orang dan bisnis semakin bergantung pada data center dalam pengelolaan data di lingkungan operasionalnya. Untuk membangun edge data center yang andal dan berkelanjutan dibutuhkan standarisasi dan integrasi, peningkatan kapabilitas sumber daya manusia, teknologi yang mumpuni, pengawasan dan tata kelola data center yang terencana, dan sistem keamanan yang disesuaikan dengan kebutuhan,” tambah Ronny.
Adapun dalam rangka mendukung pengelolaan data di edge, Schneider Electric memiliki tiga solusi edge data center yang akan menjawab tantangan akan keterbatasan sumber daya manusia, keamanan, efisiensi dan sustainability, yaitu EcoStruxure Micro Data Center, EcoStruxure IT Expert, dan Monitoring & Dispatch Services.
Dalam kesempatan yang sama, Wilbertus Darmadi, Chief Information Officer Toyota Astra Motor menyampaikan “Toyota Astra Motor telah memulai transformasi digital sejak beberapa tahun lalu dalam rangka mendukung strategi jangka panjang perusahaan untuk menjadi mobility company yang tidak hanya berfokus pada produk namun juga layanan yang akan memudahkan konsumen melakukan mobilitas kesehariannya. Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan infrastruktur dan jaringan back-end yang andal, terintegrasi, efisien, sustainable, dan dapat diskalakan. Salah satu yang menjadi fokus kami adalah pengelolaan data center dan kami mempercayakannya kepada solusi data center dari Schneider Electric.”
“Transformasi digital dibutuhkan untuk keberlanjutan bisnis. Pandemi COVID-19 telah mendorong transformasi digital yang lebih cepat dan memaksa perusahaan untuk mengubah dan mencari cara baru dalam menjalankan bisnis dan berinteraksi dengan konsumennya. Pimpinan perusahaan harus segera memulai dan memastikan kesuksesan dari transformasi digital tersebut. Infrastruktur back-end dan strategi pengelolaannya merupakan pondasi penting dalam kesuksesan transformasi digital,” tambah Darmadi.
Baca Juga: Nasabah Indonesia Lebih Suka Interaksi Digital, Ini Saran untuk Bank