Find Us On Social Media :

Intisari Hadirkan Wajah Baru dengan Membawa Jargon #KitaDigdaya

By Rafki Fachrizal, Kamis, 8 April 2021 | 16:15 WIB

Majalah Intisari

Kerajaan Majapahit di Jawa Timur pernah dua kali dipimpin oleh perempuan, yakni Bhre Kahuripan pada abad ke-14, dan Prabhustri pada abad ke-15.

Kita tidak mengingkari bahwa Nusantara bertabur perempuan digdaya. Di Aceh, Keumalahayati menjadi laksamana perempuan pertama di dunia modern.

Armadanya didukung lebih dari 2.000 janda pada abad ke[1]16. Bahkan, bumi dan kesuburan kerap disimbolkan sebagai sosok dewi-dewi atau ibu.

Pada edisi April 2021, majalah mungil ini memasuki sejarah baru. Intisari akan berubah dalam perwajahan dan pokok ulasan.

Seperti semangat para pendahulu, majalah akan lebih memantapkan dalam pembahasan utama dalam biografi, histori, dan tradisi.

Biografi, tokoh-tokoh yang memiliki pemikiran atau karyan untuk mengubah Indonesia menjadi lebih baik.

Histori, kisah bergenre sejarah populer tentang peristiwa atau kejadian masa silam, namun selalu dikaitkan dengan situasi kininya.

Tradisi, penjelajahan seni dan budaya yang menjadi bagian keseharian masyarakat, termasuk upaya pelestariannya.

Semuanya berkait dengan keteladanan manusia dalam melewati setiap tantangan zaman.

Namun, ada yang tidak berubah dalam gaya pembahasan majalah Intisari yang senantiasa cerdas dan menginspirasi.

Chairil Anwar pernah berseru, “Ada yang berubah, ada yang bertahan. Karena zaman tak bisa dilawan. Yang pasti kepercayaan harus diperjuangkan.”

Mari ikuti jargon #KitaDigdaya untuk Indonesia berdaya!