Find Us On Social Media :

Mendeteksi dan Merespons Kejahatan Siber yang Semakin Masif, Perusahaan Bisa Gali Informasi di Sini!

By Nana Triana, Jumat, 9 April 2021 | 12:06 WIB

Seiring meningkatnya penggunaan internet di masa pandemi,kasus kejahatan siber semakin mengkhawatirkan.

Perubahan pola hidup masyarakat di masa pandemi Covid-19, menjadi momentum bagi sebuah perusahaan untuk mengakselerasi transformasi digital. Sebab, beradaptasi terhadap digitalisasi yang semakin masif merupakan salah satu langkah untuk bertahan dari disrupsi pandemi.

Namun, di tengah meningkatnya tren digitalisasi saat ini, perusahaan pun perlu mewaspadai ancaman kejahatan siber.  

Berdasarkan data dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), sepanjang 2020 telah terjadi 495,3 juta serangan siber di Indonesia. Angka tersebut meningkat dua kali lipat dibandingkan pada 2019.

Sementara itu, data lain menunjukan yang dimuat dalam laman Helpnet SecuritiesRabu (3/6/2020),  menyebutkan bahwa hampir 80 persen perusahaan mengalami setidaknya satu serangan cloud data breach sepanjang 2019-2020.

Baca Juga: Kini Map Karakin Hadir di PUBG Mobile, Ini Mekanisme Terbarunya

Serangan siber lainnya yang dialami adalah malicious malware trojan, seperti trojan AllApple, ZeroAccess, dan Scada Moxa. Trojan merupakan perangkat lunak berbahaya (malware) yang dapat merusak sebuah sistem atau jaringan.

Peretas yang melakukan serangan ini menargetkan data penting korbannya, seperti kata sandi, log data, dan data kredensial. BSSN juga mencatat sepanjang 2020 terdapat 79.439 akun yang mengalami kebocoran data (data breach).

Beberapa insiden kebocoran data yang terjadi pada 2020 juga melibatkan beberapa perusahaan besar di Tanah Air. Salah satunya, perusahaan e-commerce yang mengalami kebocoran data pengguna hingga 91 juta data akun.

Secuplik data tersebut sudah cukup menunjukkan, serangan siber akan menjadi ancaman serius setiap perusahaan di era digital seperti sekarang.

Apalagi, adopsi konsep kerja work from home (WFH) yang dipilih perusahaan selama masa pandemi Covid-19 telah memperluas attack surface.

Baca Juga: Perbankan dan Bisnis Uang Kripto Paling Diincar Hacker Tahun ini

Mendeteksi dan merespons serangan siber