Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI) bersama dengan Schneider Electric hari ini (9/4/21) menandatangani Nota Kesepahaman dalam rangka akselerasi “Making Indonesia 4.0” yang difokuskan pada program vokasi dan pengembangan kompetensi pelaku industri dalam penerapan revolusi industri 4.0.
Penandatanganan Nota Kesepahaman dilakukan sehubungan dengan pameran Hannover Messe 2021 di mana Indonesia menjadi negara mitra resmi, dan Schneider Electric Manufacturing Batam ditunjuk mewakili Indonesia sebagai WEF Global Lighthouse Network dalam implementasi pabrik pintar di sektor manufaktur.
Penandatanganan Nota Kesepahaman dilakukan oleh Arus Gunawan (Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kementrian Perindustrian Republik Indonesia) dan Syarief M. Reza (Direktur Business Development Schneider Electric Indonesia) disaksikan oleh Agus Gumiwang Kartasasmita (Menteri Perindustrian Republik Indonesia) dan Dody Widodo (Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Republik Indonesia).
Adapun kerja sama strategis kali ini mencakup dua area yaitu pengembangan Pusat Inovasi Digital Industri 4.0 (PIDI 4.0) yang mencakup penyediaan tenaga pelatih “Transformasi Digital Industri 4.0”, dan penyediaan demo produk dan peralatan teknologi; serta pengembangan Program Vokasi yang mencakup pembuatan kurikulum pelatihan tingkat universitas terkait “Basic Industry 4.0” dan “Transformasi Industri 4.0 untuk Industri Tekstil & Pakaian”, pemberian pelatihan kepada dosen universitas dan guru politeknik terpilih, serta kunjungan ke pabrik pintar Batam bagi para peserta yang telah menyelesaikan program pelatihan.
Agus Gumiwang Kartasasmita selaku Menteri Perindustrian Republik Indonesia mengatakan bahwa sebagai official partner country Hannover Messe 2021, Pemerintah Indonesia akan menampilkan berbagai percontohan terbaik dalam penerapan industri 4.0 di Indonesia. Ini akan membuka pandangan industri dunia tentang potensi besar Indonesia dalam menjalin kemitraan menuju transformasi industri 4.0.
"Kemenperin terus mendorong keterlibatan para pelaku industri di Indonesia dalam mempromosikan Indonesia di kancah internasional. Ke depan, kami juga akan terus mengembangkan sumber daya manusia melalui pembangunan pusat pelatihan dan kurikulum vokasi yang disesuaikan dengan kompetensi yang dibutuhkan di era industri 4.0," ujar Agus.
Baca Juga: HP Spectre x360 14 Meluncur, Ini Spesifikasi dan Fitur Unggulannya
Sementara itu, Arus Gunawan selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) menyampaikan “Selama lima tahun masa Nota Kesepahaman, Schneider Electric akan menjadi mitra kerja Kemenperin dalam menyusun kurikulum dasar serta melakukan bimbingan dan pelatihan kepada 500 pengajar dan 2.500 mahasiswa dari 50 universitas dan politeknik di seluruh Indonesia."
Tidak hanya itu, Arus menyatakan, Schneider Electric juga akan memberikan pelatihan kepada 250 profesional di Kemenperin.
Roberto Rossi selaku Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Lester mengungkapkan “Sektor industri berkontribusi sepertiga dari keseluruhan konsumsi energi di dunia. Oleh karena itu, sebagai pelaku industri, kita memiliki peran besar dalam mengurangi emisi global sekarang dan di masa depan. Menciptakan ekosistem industri manufaktur yang maju merupakan inti dari revolusi industri 4.0, yang membuka berbagai peluang baru bagi perusahaan dalam mengubah proses operasional, model bisnis, meningkatkan pendapatan dan di saat yang bersamaan menciptakan lingkungan hidup yang lebih berkelanjutan.
“Adapun untuk mencapai keberhasilan dari proses transformasi digital manufaktur ini, kesiapan dan kompetensi sumber daya manusia menjadi faktor yang sangat penting. Di Schneider Electric sendiri, kami membuat kurikulum pelatihan dan memiliki pusat belajar untuk meningkatkan kompetensi para staf kami agar dapat mendukung rencana transformasi digital perusahaan. Kami juga menciptakan lingkungan kerja yang terbuka untuk menumbuhkan komunikasi dan kolaborasi antar divisi dan antara manajemen dan timnya,” tambah Rossi.
Lebih lanjut, selama pameran Hannover Messe 2021 yang berlangsung dari 12-16 April 2021 ini, Schneider Electric akan memperkenalkan teknologinya dan memperlihatkan secara langsung dampak nyata transformasi digital dari pabrik pintar untuk membantu manajemen membuat keputusan yang didasarkan pada informasi dan data.
Hal ini memungkinkan perusahaan meningkatkan profitabilitas, kinerja manajemen aset, efisiensi operasional dan produktivitas sekaligus menjaga operasional tetap aman, lincah, dan ramah lingkungan.
Pabrik pintar Schneider Electric di Batam mengimplementasikan EcoStruxure Machine – salah satu solusi EcoStruxure yang berbasis IoT (Internet of Things) milik Schneider Electric – yang memungkinkan pelacakan secara real-time atas kinerja operasional dan visibilitas yang lebih baik terhadap kinerja peralatan berat dan kebutuhan perawatan (maintenance) preventif.
Dengan aplikasi Manufacturing Control Tower dashboards, manajer pabrik dapat membuat keputusan yang lebih baik dan lebih cepat dapat menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kegiatan operasional.
Dengan solusi ini, pabrik Batam dapat mengurangi waktu perawatan sebesar 17% dan mengurangi resiko produk cacat/gagal sebesar 46%.
Baca Juga: Facebook Sengaja Tidak Kasih Tahu ke Pengguna yang Datanya Bocor