Find Us On Social Media :

VMware: Masyarakat Indonesia Paling Tinggi Kepercayaannya pada Teknologi

By Liana Threestayanti, Selasa, 13 April 2021 | 14:10 WIB

VMware Digital Frontiers 3.0

Dengan 80 persen masyarakat Indonesia menyebut dirinya “digitally curious” atau “digital explorers", harapan masyarakat untuk dapat merasakan pengalaman digital di sektor publik terus meningkat.

Studi VMware Digital Frontiers 3.0 memperlihatkan 29 persen responden dari Indonesia senang dapat terus berinteraksi dengan pemerintah secara digital di era pasca pandemi saat ini. Sementara itu, 31 persen responden senang melihat adanya peningkatan dalam penyajian pengalaman digital pada tahun lalu. Bahkan sebanyak 38 persen responden memercayakan pemanfaatan algoritma untuk mendukung kepentingan pemerintah.

Temuan lain menyebutkan bahwa lebih dari separuh responden (57 persen) menyatakan merasa nyaman dan bahkan antusias memberikan data keseharian mereka secara akurat kepada pemerintah, misalnya seperti data belanja, nutrisi dan diet, kesehatan, serta lokasi mereka berada, dalam rangka menghadirkan layanan digital yang lebih baik bagi mereka.

Antusiasme Merangkul Teknologi

Untuk urusan atensi terhadap teknologi, masyarakat Indonesia terdepan. Dari studi VMware tersebut terungkap bahwa di antara semua responden dari seluruh kawasan Asia Tenggara, responden dari Indonesia menempati persentase paling tinggi dalam hal tingkat kepercayaan terhadap teknologi-teknologi masa depan, seperti teknologi face recognition (85 persen), Artificial Intelligence (78 persen) dan 5G (85 persen). 

Menurut VMware, inovasi dengan teknologi-teknologi tersebut di sektor publik dapat memacu pertumbuhan ekonomi digital dan mewujudkan masyarakat Indonesia yang digital-first.

Indonesia juga berada di jajaran terdepan di antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara dalam hal tingkat penerimaan masyarakat terhadap teknologi. Sebanyak 80 persen responden dari Indonesia menyebut diri mereka sebagai “digitally curious” atau “digital explorers". Sementara di negara-negara lain di Asia Tenggara angkanya mencapai 78 persen saja. Bahkan, posisi Indonesia juga mengungguli negara-negara maju di dunia, seperti Amerika Serikat (59 persen), Perancis (55 persen), Jerman (57 persen) dan Inggris Raya (65 persen).

Sebagai konsekuensinya, kesenjangan pengalaman digital yang dirasakan warga harus segera diatasi, guna memperkuat upaya pemanfaatan teknologi mutakhir dalam mendorong tumbuhnya inovasi, agility, serta penyajian pengalaman digital yang lebih baik bagi seluruh masyarakat, serta demi terwujudnya visi pemerintah dalam pelayanan digital. 

“Kami merasa makin optimis melihat antusiasme masyarakat Indonesia dalam merengkuh teknologi-teknologi masa depan. Ini jelas merupakan peluang bagi Indonesia untuk terus menyelami teknologi pengenalan wajah maupun kecerdasan artifisial guna memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang makin digital-first. Artinya bahwa bagi sektor-sektor publik maupun swasta perlu terus bersama-sama mendorong terwujudnya inovasi dalam menghadirkan pengalaman digital terbaik bagi masyarakat,” jelas Cin Cin Go, Country Manager, VMware Indonesia.

Wujudkan Literasi Digital

Ia kemudian menambahkan, “Dukungan dari pemerintah sangat diharapkan untuk mewujudkan terbangunnya terbangunnya sebuah fondasi digital, baik bagi sektor bisnis maupun dalam mendukung terwujudnya literasi digital bagi masyarakat. Dengan bergandengan tangan bersama-sama dengan masyarakat serta seluruh ekosistem inovasi yang terlibat, saya yakin kita semua akan mampu cepat merespons segala tantangan di depan, beradaptasi, dan berakselerasi menuju terwujudnya bangsa yang digital-first sepenuhnya.”

Selain menjadi yang terdepan dan paling terbuka dalam merengkuh layanan-layanan digital, sebanyak 50 persen responden mengharapkan dukungan pemerintah dalam mewujudkan upaya peningkatan literasi digital masyarakat. Angka ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara yang memiliki angka rata-rata sebesar 48 persen, setara dengan responden dari Singapura maupun Thailand.