Find Us On Social Media :

Microsoft Berikan Pelatihan Ketrampilan Digital pada 25 Ribu Guru

By Liana Threestayanti, Minggu, 30 Mei 2021 | 19:30 WIB

Seremoni Pembukaan ‘Pelatihan Keterampilan Digital Abad 21’.

Menyambut pendidikan era hybrid, 25 ribu guru mengikuti pelatihan keterampilan digital abad 21 yang diselenggarakan Microsoft

Keterampilan dan penguasaan teknologi memainkan peranan yang semakin penting saat dunia pendidikan memasuki era hybrid yang mengintegrasikan pembelajaran daring dengan tatap muka. Oleh karena itu, Microsoft didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, menyelenggarakan “Pelatihan Keterampilan Digital Abad 21”. Pelatihan keterampilan digital ini diselenggarakan gratis untuk guru-guru di seluruh Indonesia. Sekitar 25.000 guru dari 34 provinsi di Indonesia dan Sekolah Indonesia Luar Negeri telah mendaftarkan diri untuk mengikuti pelatihan ini.

“Situasi pandemi mendorong kita untuk semakin cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi, tak terkecuali di dunia pendidikan. Untuk itu, sinergi dengan berbagai pihak dalam meningkatkan keterampilan digital para pelaku pendidikan menjadi sangat penting. Adanya pelatihan keterampilan digital gratis Microsoft bagi para guru menjadi salah satu inisiatif yang baik terkait bagaimana kita dapat membantu pelaku pendidikan di Indonesia untuk semakin siap dengan era pembelajaran hybrid. Pelatihan ini menjadi penting karena guru adalah penggerak transformasi digital utama bagi dunia pendidikan. Selama seluruh pelaku pendidikan memiliki pola pikir untuk terus belajar dan berkembang, saya optimis transformasi digital pendidikan demi Indonesia merdeka belajar dapat kita realisasikan bersama,” ujar Dr. Iwan Syahril, Ph.D., Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam seremoni pembukaan pelatihan. 

Pelatihan akan terbagi ke dalam dua kelas, yaitu dasar (terbuka untuk semua guru) dan menengah (terbuka bagi guru yang telah lulus kelas dasar). Kelas dasar berfokus pada pelatihan keterampilan teknologi dasar seperti penggunaan fitur-fitur umum Outlook, Microsoft Teams, dan Class Notebook. Sementara kelas menengah memiliki fokus pada transformasi pengalaman belajar di dalam kelas digital, serta otomatisasi pekerjaan dalam dunia pendidikan, seperti dengan menggunakan Microsoft Planner, Minecraft, dan Power Automate. 

Pada 2021ini, sebanyak 80% peserta mendaftar untuk tingkat dasar, dan 20% lainnya menengah. Pelatihan akan berlangsung secara virtual dari tanggal 14 hingga 17 Juni 2021, di mana para guru dapat mengikutinya sesuai dengan waktu yang dapat mereka atur sendiri.  

Guru Siap Berinovasi

Yandri Soeyono, salah seorang guru dari SMAN 3 Maluku Tenggara dan inisiator komunitas ‘Maluku Belajar’ yang tergabung dalam Microsoft Innovator Educator Expert (MIEE), membagikan pengalamannya memaksimalkan teknologi dalam meningkatkan kapasitas tenaga pengajar.

Diinisiasi di Maluku pada 2017 lalu, ‘Maluku Belajar’ merupakan komunitas tempat berbaginya ilmu bagi para guru di seluruh Indonesia. Salah satu kegiatan utama komunitas ini yaitu pelatihan dengan beragam topik, seperti cara membuat e-modul, tips memaksimalkan Microsoft Excel, cara menulis karya ilmiah, dan masih banyak lagi.

Dalam menyelenggarakan pelatihan-pelatihan tersebut, ‘Maluku Belajar’ menggunakan serangkaian teknologi. Mulai dari Microsoft Form untuk pendaftaran peserta, Microsoft Teams untuk hub utama dan platform kolaborasi di hari pelatihan, hingga Microsoft Power Automate untuk pendistribusian sertifikat kepada peserta yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

“Bagi saya, teknologi telah meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja, serta mendorong guru untuk semakin inovatif. Selain di ‘Maluku Belajar’, teknologi juga sangat bermanfaat dalam kegiatan administratif. Dalam membuat Surat Keputusan yang biasanya cukup menghabiskan waktu misalnya, saya kini menggunakan Microsoft Power Automate di mana saya cukup mengisi form yang ada di sistem. Dari sana, Surat Keputusan secara otomatis akan terbuat dan saya cukup menambahkan bagian susunan pengurus, tanda tangan, serta stempel. Apabila saya ingin melakukan variasi pada form-nya, saya bisa berinovasi sendiri menggunakan referensi dari internet karena teknologi ini tidak mengharuskan kita untuk melakukan coding. Siapapun bisa mempelajari dan menggunakannya,” papar Yandri. 

Pengalaman serupa dirasakan oleh Komariyanto, guru dari SMKN 7 Semarang yang juga merupakan anggota MIEE. Dalam kesehariannya sebagai pendidik, Komariyanto dan seluruh guru di SMKN 7 Semarang menggunakan teknologi untuk meningkatkan pengalaman belajar mengajar di kelas, dengan Microsoft 365 sebagai hub utama. 

Komariyanto mengatakan, “Teknologi telah melahirkan inklusivitas dan inovasi dalam dunia pendidikan. Sebab, adanya metode belajar daring memungkinkan lebih banyak pihak seperti orang tua dan alumni, untuk bergabung di ruang kelas digital. Mereka yang mendapatkan akses dapat mengobservasi kegiatan pembelajaran dan memberikan masukan bagi sistem yang dilakukan. Selain itu, metode ini juga memberikan fleksibilitas dalam kegiatan pembelajaran, di mana siswa dapat mengulang kembali materi pembelajaran sesuai dengan keinginan mereka, dan belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing. Bagi siswa yang terkendala sinyal, mereka juga dapat menyaksikan ulang rekaman pembelajaran yang langsung tersedia ketika kelas berakhir.”