Find Us On Social Media :

Esri Hadirkan Program untuk Tingkatkan Literasi Teknologi Geospasial

By Rafki Fachrizal, Rabu, 9 Juni 2021 | 12:00 WIB

Ilustrasi Teknologi Geospasial

Pangsa pasar SIG (Sistem Informasi Geografis) diprediksi akan mencapai $21.15 miliar pada tahun 2027 mendatang.

Permintaan pasar juga diharapkan bakal terus meningkat di kawasan Asia Pasifik seiring meningkatnya penggunaan teknologi tersebut di bidang pertanian, transportasi, dan industri konstruksi.

Seiring dengan berkembangnya pangsa pasar tersebut, kebutuhan tenaga terampil di bidang geospasial pun semakin dibutuhkan.

Menjawab kebutuhan pasar tersebut, Esri Indonesia meluncurkan program “Merdeka Belajar: SIG Untuk Semua”, yang bertujuan memberikan paparan kepada para mahasiswa berbagai disiplin ilmu sebelum mereka memasuki dunia kerja.

Program ini diprakarsai oleh Esri guna memperkenalkan teknologi SIG dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempraktekkan ilmu yang mereka pelajari di berbagai kegiatan industri.

Menurut Dr. Achmad Istamar, CEO Esri Indonesia, investasi menghadirkan program untuk generasi muda ini merupakan bagian dari visi besar perusahaan untuk menyiapkan generasi masa depan yang profesional di bidang geospasial.

Esri sendiri telah bermitra dengan lebih dari 50 universitas yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia dan telah memberikan hampir 10.000 lisensi perangkat lunak gratis sejak tahun 2014.

Beberapa universitas yang telah menjadi mitra adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Indo Global Mandiri (UIGM), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Mulawarman (UNMUL).

Baca Juga: Tips Meminimalkan Resiko Perangkat Anda Terkena Serangan Ransomware

“Pada umumnya, pemanfaatan teknologi SIG di Indonesia banyak digunakan untuk mendukung kegiatan pertanahan dan tata ruang namun kini telah banyak dijadikan sebagai indikator utama di berbagai organisasi komersial serta berbagai industri seperti Architecture, Engineering, and Construction (AEC), perbankan, ritel, dan perkebunan”, jelas Achmad.

Sementara banyak khalayak yang sudah mengenal teknologi sistem navigasi satelit dan aplikasi pemetaan namun kemampuan berpikir secara spasial dan menganalisa juga diperlukan untuk membuka potensi data dan menciptakan solusi yang berarti dalam menjawab tantangan-tantangan di dunia nyata.

“Transformasi digital dan penerapan industri 4.0 akan membawa perubahan paradigma seperti cara bekerja, proses manufaktur serta keterampilan sumber daya manusia yang dibutuhkan. Oleh sebab itu, Esri secara konsisten akan mengambil berbagai langkah penting di dalam mempersiapkan tenaga kerja terampil yang akan menjadi penggerak roda pertumbuhan ekonomi,” jelas Achmad lagi.

Sementara itu, Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D., Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, mengungkapkan “Jenjang universitas adalah jenjang pendidikan yang sangat dekat dengan dunia pekerjaan. Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) merupakan kebijakan baru dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di luar prodi utama dan mendapatkan pengalaman di luar kampus.”

“Program MBKM bertujuan untuk mempercepat inovasi di bidang pendidikan tinggi. Kami sangat mendukung Esri mengambil porsi penting di dalam implementasi program MBKM ini untuk pengembangan dan memastikan kurikulum sejalan dengan kebutuhan industri, dan memastikan mahasiswa siap untuk bekerja,” tambahnya.

Baca Juga: Turis Pertama, Jeff Bezos Bakal Terbang ke Luar Angkasa 20 Juli