Selama tahun 2020, rata-rata nilai transaksi e-commerce mengalami kenaikan pada hampir semua kategori produk jika dibandingkan dengan tahun 2019.
Pengguna metode pembayaran paylater pun juga mengalami peningkatan di tahun 2020. Dari konsumen yang menyatakan pernah menggunakan paylater, 55% pengguna baru menggunakannya di saat pandemi mulai berlangsung di tahun tersebu.
Selain untuk membeli kebutuhan mendesak atau berbelanja dengan cicilan pendek, sebanyak 41% konsumen memilih fitur paylater untuk mengontrol cash flow (pengeluaran bulanan).
Fakta-fakta itu terungkap dalam riset terbaru Kredivo dan Katadata Insight Center yang bertajuk “Perilaku Konsumen E-Commerce Indonesia 2021”.
Dalam konferensi pers virtual yang digelar Rabu (09/06/21), Indina Andamari selaku VP Marketing & Communications Kredivo, mengatakan, “Riset tahun ini memperkuat kesimpulan kami bahwa adopsi e-commerce akan terus meningkat tiap tahunnya. Di samping meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap e-commerce, pandemi juga mendorong masyarakat untuk berpindah ke transaksi digital.”
“Riset pada tahun ini menunjukkan bahwa pandemi juga berdampak pada akselerasi penggunaan paylater menjadi metode pembayaran pilihan yang cepat, mudah dan aman di e-commerce,” tambah Indina.
Lebih lanjut, dalam riset itu juga ditemukan fakta jika konsumen yang berusia lebih tua semakin nyaman berbelanja online.
Di tengah dominasi gen Z dan milenial, generasi X (kelompok usia 36-45) mengalami peningkatan jumlah transaksi berbelanja online dari 13% pada 2019 menjadi 19% pada 2020.
Baca Juga: NeuroSensum Ungkap Empat Hal yang Diidamkan Seller di Shopee
Selain itu, pandemi telah mengubah preferensi belanja konsumen saat bertransaksi online. Karena konsumen lebih banyak beraktivitas dari rumah, pandemi mendorong konsumen untuk membeli produk yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi belanja produk non-pokok.
Hal itu terlihat dari penurunan volume transaksi produk fashion (30% di tahun 2019 menjadi 22% di tahun 2020) sedangkan terjadi peningkatan signifikan di kategori produk seperti peralatan rumah tangga, isi ulang pulsa dan voucher, serta makanan.
Kemudian, riset itu juga mengungkapkan bahwa promosi dan festival belanja online masih efektif menjadi daya tarik konsumen untuk berbelanja.
“Hari Belanja Online Nasional (12.12) dan festival belanja tanggal kembar seperti 9.9 dan 11.11 terbukti masih efektif dalam menarik konsumen untuk berbelanja. Jumlah rata-rata transaksi pada tanggal 11.11 dan 12.12 tahun 2020 meningkat hingga 3 kali rata-rata transaksi harian tahun 2020,” terang Indina.
Dalam kesempatan yang sama, Bima Laga selaku Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) menuturkan “Pandemi telah membawa banyak perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat sehari-hari. Jadi memang penting untuk bisa mempelajari tren dan perilaku konsumen online, bukan hanya bagi pelaku industri e-commerce tapi juga para penyedia layanan digital pendukung ekosistem e-commerce seperti fintech. Industri digital memang ditantang untuk terus berinovasi demi memenuhi kebutuhan konsumen.”
“Seiring meningkatnya popularitas e-commerce maupun paylater sebagai metode pembayaran selama setahun terakhir, kami berharap riset Kredivo ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi digital negeri lebih cepat lagi,” tambah Bima.
Sebagai informasi, riset ini menggunakan data primer pengguna Kredivo yang tersebar di 34 provinsi dan dari lima kelompok umur dan pendapatan serta ditentukan berdasarkan random sampling.
Penelitian yang dilakukan pada kuartal 1 tahun 2021 tersebut juga menganalisa profil dan tipe-tipe konsumen yang berbelanja online dari berbagai aspek, termasuk gender, umur, dan lokasi, hingga menggali lebih jauh jenis-jenis produk yang dibeli oleh konsumen.
Sedangkan perilaku pembayaran konsumen dianalisis secara khusus dengan menggunakan data yang diperoleh dari survei online yang berlangsung pada tanggal 26-30 Maret 2021 dengan 3.560 responden yang tersebar di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Gandeng Kredivo, Samsung Rilis Aplikasi untuk Kredit Produk Elektronik