Pandemi tak pelak menghadirkan tantangan baru bagi perusahaan dalam menjaga keamanan informasi. Di saat yang sama, perusahaan juga harus mempercepat transformasi. Apa strategi para pemimpin TI menghadapi situasi ini?
Saat keprihatinan melanda dunia akibat pandemi COVID-19, para threat actor justru seperti memperoleh durian runtuh. Tak disangka-sangka, ada peluang-peluang baru untuk melancarkan ancaman-ancaman maya, baik kepada pengguna individu, perusahaan, maupun institusi pemerintahan.
Di sisi user, pandemi telah mengaburkan batas antara kerja dan kehidupan pribadi. Sementara perusahaan harus menghadapi cara kerja hibrida di saat bisnis juga tengah berupaya mempercepat melakukan migrasi ke cloud. Dan pemerintah di berbagai negara di dunia pun dipusingkan oleh urusan data dan privasi, terutama terkait aktivitas tracing dalam upaya menangani COVID-19.
Dengan berbagai perubahan besar yang terjadi di tahun 2020, Trend Micro pun menyoroti tantangan keamanan TI di tahun 2021 ini dalam laporan yang berjudul Turning The Tide. Hal ini menjadi penting diketahui mengingat aspek keamanan harus senantiasa melindungi setiap strategi maupun inovasi bisnis yang akan digulirkan oleh perusahaan. Dan semua itu harus dilakukan di tengah kelangkaan talenta di bidang IT Security.
Dalam ajang InfoKomputer CIO Forum berjudul “Menyelaraskan Strategi Cyber Security dengan Transformasi Digital” yang digelar beberapa waktu lalu, sejumlah CISO/CIO perusahaan Indonesia membeberkan bagaimana mereka menjawab tantangan IT security saat ini dan di masa depan, terutama dalam kaitannya dengan situasi pandemi yang masih harus kita hadapi sampai saat ini.
Perlindungan Tradisional Tak Lagi Memadai
Laksana Budiwiyono, Country Manager Trend Micro di Indonesia memaparkan sejumlah tantangan yang harus dihadapi organisasi TI, mulai dari work from home dengan berbagai risiko keamanannya, hingga isu keamanan data perusahaan dan pemanfaatan API oleh bisnis dengan risikonya.
Dan seperti telah dikemukakan oleh Trend Micro sejak tahun lalu, Laksana menekankan bahwa paradigma lama, di mana jaringan terlindung di belakang corporate firewall, sudah tidak memadai lagi untuk menghadapi tantangan keamanan masa kini. Cara-cara perlindungan tradisional tidak lagi cukup untuk melindungi sebuah ekosistem yang menjalankan berbagai sistem dan platform.
Bahkan saat ini, menurut penelitian Trend Micro, window time antara saat pertama ditemukannya celah keamanan sampai saat vendor merilis patch rata-rata mencapai 81 hari. Tentunya hal ini bisa menjadi celah yang dimanfaatkan oleh para aktor ancaman.
Mengantisipasi berbagai tantangan baru ini, Trend Micro merekomendasikan perusahaan untuk memfokuskan pada beberapa hal: pelatihan, kontrol akses, basic security dan patching, keahlian di bidang keamanan dan deteksi ancaman.
Dampak Pandemi Terhadap Transformasi di Berbagai Industri
Salah satu dampak pandemi terhadap berbagai organisasi dan perusahaan adalah terakselerasinya transformasi digital.