Find Us On Social Media :

Lagi Tren, Perhatikan 4 Alasan ini Sebelum Beli HP 5G di Indonesia

By Adam Rizal, Minggu, 20 Juni 2021 | 14:00 WIB

Oppo 5G

Saat operator telekomunikasi mulai menggulirkan layanan Internet super cepat 5G di Indonesia.

Telkomsel dan Indosat Ooredoo sudah menggulirkan terlebih dahulu. Sedangkan, Smartfren masih dalam tahap uji coba.

Tentunya, kehadiran 5G membuat banyak pengguna ingin mencicipi kecepatan Internet yang tinggi dan latensi yang sangat rendah.

Namun, Anda tidak harus terburu-buru untuk beli HP 5G karena beberapa alasan berikut ini:

1. Jangkauan masih terbatas

Saat ini, jaringan 5G Telkomsel masih terbatas dalam enam area di Jakarta. Sementara, Indosat Ooredoo belum mengungkap di mana area cakupan layanan 5G mereka. 

Telkomsel memang berjanji akan meningkatkan jangkauan jaringan 5G-nya di Jakarta maupun enam kota besar di Indonesia (yaitu Surabaya, Makassar, Bandung, Batam, dan Denpasar). Namun perlu dipahami, biaya investasi 5G tidaklah murah. Selama belum ada permintaan pasar yang signifikan, belum ada insentif bagi operator untuk jor-joran mengembangkan jaringan 5G.

2. Kecepatan 5G belum maksimal

Saat ini, operator 5G sebenarnya masih sekadar memanfaatkan frekuensi yang mereka miliki untuk menggelar jaringan 5G. Contohnya Telkomsel yang menggunakan frekuensi 2300MHz, dan Indosat Ooredoo yang menggunakan 1800MHz. Kedua frekuensi ini digunakan karena mereka memang memiliki hak menggunakan frekuensi tersebut. 

Belum lagi jika mengingat, teknologi 5G sub-6 idealnya bekerja di spektrum 80-100MHz yang berdekatan (seperti disarankan GSMA). Saat ini, Telkomsel 5G baru bisa menggunakan spektrum 30MHz di 2300MHz. 

Jika dianalogikan, teknologi 5G akan terasa "ngebutnya" jika disediakan jalanan dengan lebar 100 jalur. Namun yang ada saat ini, baru 30 jalur. Tetap akan cepat, namun belum maksimal. 

3. Modem 5G integrated masih jarang

Saat ini, chipset smartphone yang telah memiliki modem 5G SOC (System-on-chip, maksudnya modem 5G terintegrasi di dalam chipset) relatif masih jarang. Qualcomm baru ada empat chipset, seperti Snapdragon 888 5G (yang digunakan Xiaomi Mi Ultra) atau Snapdragon 765G 5G (yang digunakan Vivo Reno 5G). Sementara Mediatek memiliki 6 chipset dengan modem terintegrasi di keluarga Dimensity (seperti Dimensity 7005G yang digunakan Oppo A55 5G).

Pilihan lain adalah mengombinasikan chipset dengan modem 5G terpisah. Namun pada konfigurasi ini, smartphone menjadi boros baterai.

Ke depan, akan mulai bermunculan pilihan chipset dengan modem 5G terintegrasi untuk segmen mid-end dan low-end. Pada saat itu, memilih HP 5G menjadi lebih relevan.       

4. Belum ada Killer Content

Kurang dari setahun setelah dirilis, jumlah pelanggan paket data 5G di Korea Selatan justru menurun. Alasannya? Tidak ada killer content yang menjustifikasi harga paket data 5G yang lebih mahal.

Kecepatan yang ditawarkan 5G secara teori membuka lebih banyak posibilitas konten, mulai dari konten berbasis Virtual Reality sampai online games. Namun sampai saat ini, belum ada killer content yang secara maksimal memanfaatkan keunggulan 5G. Konten VR maupun online games saat ini masih bisa dilayani koneksi 4G. 

Dari paparan di atas, Anda mungkin bisa mempertimbangkan apakah sudah selayaknya memburu HP 5G.