Serangan siber tidak mengenal kondisi dan waktu, dimana ada kesempatan, pasti para hacker akan mencari cara untuk terus melancarkan serangan siber untuk mengeruk keuntungan.
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan bahwa sedikitnya 495 juta serangan siber terjadi di Indonesia pada 2020. Angka ini meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebagai perbandingan, serangan siber yang terjadi di Indonesia sebanyak 290 juta pada 2019 dan 232 juta pada 2018.
"Serangan siber terus meningkat luar biasa. Banyak sekali bentuk serangan mulai dari phising, hacking dan crypto malware," kata Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Anton Setiawan dalam acara InfoKomputer TechGathering, Selasa (22/6).
Lantas apa saja jenis serangan siber yang paling banyak diadukan?
XSS (464 aduan): Sebuah jenis injeksi berupa script berbahaya yang diinjeksikan ke sebuah situs rentan maupun tepercaya. Script ini dapat mengakses cookie, session token, ataupun informasi sensitif lainnya yang disimpan browser.
SQL Injection (451 aduan): Jenis injeksi berupa perintah SQL yang diinjeksikan ke dalam data-plane input untuk mempengaruhi eksekusi SQL command yang telah ditentukan.
Malware (39 aduan): Perangkat lunak yang bersifat mengganggu yang dirancang untuk merusak dan menghancurkan komputer. Contoh yang umum ialah virus, worm, trojan, spyware, adware, dan ransomware.
Phising (24 aduan): Pengiriman komunikasi penipuan yang tampak berasal dari sumber tepercaya, dan biasanya dilakukan melalui e-mail. Tujuan phising adalah untuk mencuri data sensitif.
Web Defacement (23 aduan): Pengubahan halaman web yang tidak diketahui oleh pemilih sah dari web.
Berikut serangan siber yang patut diwaspadai di Indonesia tahun ini:
1. AllAple mengakibatkan terjadinya Denial of Service (DOS).