Find Us On Social Media :

BSSN: Inilah Serangan Siber yang Harus Diwaspadai di Indonesia

By Adam Rizal, Selasa, 22 Juni 2021 | 15:00 WIB

Ilustrasi serangan siber

2. ZeroAccess yang memunculkan iklan klik fraud dan memberikan ancaman palsu.

3. ScadaMoxa mengakibatkan DOS dan Main-in-the Middle attack pada sistem.

4. WillExec membuat backdoor untuk dapat mengakses data data target.

5. CVE-2017-11882 yang mengakibatkan adanya kerentanan remote code execution

6. Generic Trojan yang dapat mencuri informasi remote access.

Pemanfaatan AI

Satu implementasi Artificial Intelligence (AI) oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) terkait Big Data and Analytics adalah dalam operasional Indonesia Honeynet Project. Teknologi kecerdasan buatan (AI) digunakan untuk mendeteksi malware dan segala anomali terkait serangan siber yang masuk ke Indonesia. Penggunaan AI dalam bidang keamanan siber oleh BSSN membuat pelaksanaan tugas yang dimiliki oleh BSSN menjadi lebih efektif dan efisien.

Algoritma disusun untuk mendeteksi seperti apa serangan yang mungkin hadir di ranah siber. Kemampuan deteksi terus ditingkatkan melalui proses belajar dari serangan-serangan yang terjadi sebelumnya sehingga AI akan lebih cepat belajar dan memberitahukannya kemungkinan pola dan bentuk serangan berikutnya.

Tantangan Industri Finansial

Industri finansial sangat rentan terhadap serangan siber, menyusul perputaran uang di industri ini sangat kencang. Bobby Pratama AVP Information Security Monitoring Bank Negara Indonesia (BNI) mengungkapkan beberapa tantangan industri keamanan finansial saat ini. Tantangan dari segi bisnis yaitu tingkat persaingan yang tinggi, keinginan pelanggan untuk meningkatkan pengalaman dan prioritas bisnis.

"Saat ini customer tidak ingin ribet dan data mereka tetap aman," katanya.

Tantangan dari sisi keamanan siber adalah perkembangan kuantitas dan kualitas threat actor. Tantangan dari perkembangan teknologi adalah adopsi cloud, akselerasi pertumbuhan dan pengembangan aplikasi, akselerasi kebutuhan aplikasi dan pengembangan teknologi baru AI dan IoT.

"Saat ini sudah banyak serangan ransomware, social engineering dan serangan advances yang menyebabkan kerugian besar," katanya.

"Serangan ransomware memaksa perusahaan untuk membayar uang tebusan supaya data mereka kembali. Nantinya uang tebusan itu digunakan hacker untuk investasi menyerang customer lain dengan tingkat serangan lebih baik lagi," ujarnya.