Pandemi telah menimbulkan banyak tantangan bagi para pelaku industri. Pembatasan aktivitas yang diterapkan untuk mencegah penularan Covid-19, di satu sisi, menjaga kesehatan dan keamanan masyarakat. Namun, di sisi lain pembatasan berdampak besar bagi kegiatan operasional bisnis.
Hampir seluruh sektor industri merasakan dampak tersebut. Tak terkecuali, industri yang bergerak di sektor logistik dan pelayanan kesehatan.
Di tengah situasi pandemi, kebutuhan akan bahan makanan dan obat-obatan terus ada, bahkan meningkat. Perusahaan logistik dan farmasi memproduksi dua hal tersebut dituntut untuk menghasilkan produk berkualitas dengan tepat, cepat, dan efisien.
Proses distribusi produk pun menjadi perhatian khusus. Penerapan sistem rantai dingin (cold chain) harus dioptimalkan agar kualitas produk tetap terjaga sampai ke tangan konsumen.
Baca Juga: Bagaimana Cara Cek Lokasi Vaksin Covid-19 Lewat Google Maps?
Sebagai contoh, cold chain yang diterapkan perusahaan farmasi dan pelayanan kesehatan untuk mendukung program vaksinasi. Sistem cold chain pada perusahaan obat-obatan harus bisa memastikan bahwa distribusi dan penyimpanan vaksin berjalan aman dan efisien.
Selain itu, cold chain dalam pengiriman bahan makanan segar yang dilakukan oleh perusahaan logistik juga harus tetap terhubung agar tidak terjadi risiko penurunan kualitas produk.
Menurut Ketua Dewan Eksekutif Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) Yasni Hasanuddin, sistem cold chain yang tidak terintegrasi dengan baik dapat merugikan perusahaan dari sisi operasional dan finansial.
Hal itu ia sampaikan dalam Connex Webinar ke-5 yang digelar oleh Indosat Ooredoo Business dengan tema “Strategi Optimalisasi Bisnis dengan Teknologi Monitoring dan Analisis Cerdas”, Kamis (17/6/2021).
Baca Juga: Jawab Tantangan Pemberdayaan Perempuan Lewat Teknologi, Indosat Luncurkan SheHacks 2021
“Pada sistem rantai dingin yang melibatkan proses dari hulu ke hilir, produk dapat kehilangan kualitasnya atau disebut dengan food loss. Hal ini akan menambah biaya logistik perusahaan,” ungkap Yasni.
Tantangan industri logistik di tengah permintaan produk yang cukup tinggi juga diungkapkan oleh Vice President Head B2B Solution Indosat Ooredoo Supriyadi.