3. Menggunakan Password Berbeda untuk Akun Berbeda
Dari beberapa studi ditemukan banyak yang menggunakan password yang sama untuk beberapa akunnya. Ambil contoh studi yang dilakukan Google bekerja sama Harris Poll pada tahun 2019 yang melibatkan 3.419 orang dewasa. Studi itu menemukan 66% responden menggunakan password yang sama untuk akun online banking, e-mail, dan media sosialnya. Padahal, menggunakan password yang sama untuk akun berbeda membuat apabila salah satu akun berhasil diketahui password-nya oleh cyber attacker, praktis cyber attacker tersebut berhasil “membobol” banyak akun pengguna tersebut.
Oleh karena itu, Anda sebaiknya menggunakan password yang berbeda untuk akun yang berbeda. Memang bila Anda memiliki banyak Akun, akan terdapat banyak password yang perlu diingat. Anda bisa menggunakan password manager untuk menyimpan aneka password tersebut. Menggunakan password manager yang bagus adalah lebih aman dibandingkan mencatat secara manual di kertas maupun secara digital tanpa enkripsi. Anda juga sebaiknya mengganti password yang digunakan secara berkala. Mengganti password secara berkala antara lain membuat password yang telah diketahui cyber attacker, tetapi belum dimanfaatkannya, menjadi tidak bisa dimanfaatkan.
4. Selalu Meng-update Peranti Lunak yang Digunakan
Mungkin Anda pernah kesal dengan Windows 10 yang melakukan update alias pembaruan ketika Anda melakukan shut down. Namun, update ini adalah penting. Pentingnya melakukan update misalnya tercermin dari kasus WannaCry yang sempat menghebohkan dunia beberapa tahun lalu. Menurut Kaspersky, WannaCry mengakibatkan kerugian setidaknya US$4 miliar secara global. WannaCry menginfeksi lebih dari 230.000 perangkat di 150 negara. Padahal, Microsoft sudah merilis patch alias tambalan terhadap vulnerability alias kerentanan yang dimanfaatkan WannaCry hampir dua bulan sebelum serangan dimulai. Namun, banyak yang tidak meng-update sistem operasi Windows yang digunakannya.
Jadi, pastikan Anda selalu meng-update peranti lunak yang digunakan, termasuk sistem operasi dan antimalware atau antivirus yang digunakan. Biasanya peranti lunak termasuk aplikasi menyediakan fitur untuk melakukan update secara otomatis. Sebaiknya Anda mengaktifkan fitur itu agar update yang dimaksud tidak terlambat diterapkan. Jangan lupa kasus WannaCry tadi.
5. Jangan Percaya dengan Wi-Fi di Tempat Umum
Wi-Fi sudah menjadi kebutuhan penting bagi sebagian orang. Sebelum wabah COVID-19 berlangsung, mencari dan menggunakan Wi-Fi “gratis” di tempat umum cukup banyak dilakukan orang untuk bekerja tatkala menggunakan laptop. Tak sedikit pula yang percaya Wi-Fi publik selalu aman. Contohnya, menurut Proofpoint 2020 User Risk Report yang melakukan studi terhadap lebih dari 3.500 pekerja dewasa dari berbagai belahan dunia, sebanyak 45% pekerja Amerika Serikat yang menjadi responden percaya bahwa tempat-tempat umum tertentu selalu menawarkan Wi-Fi publik yang aman.
Namun, kenyataannya belum pasti begitu. Menggunakan sembarang Wi-Fi publik tentu berisiko karena belum tentu keamanannya terjamin. Sebaiknya Anda tidak menggunakan Wi-Fi publik yang keamanannya belum bisa dipastikan terjamin. Bila Anda terpaksa menggunakan Wi-Fi publik, jangan mentransmisikan data-data penting dan rahasia, termasuk kredensial Anda, misalnya dengan mengakses e-mail; kecuali Anda bisa mengamankan jalur yang dipakai.
6. Gunakan Antimalware atau Antivirus
Jangan lupa tentunya untuk menggunakan antimalware atau setidaknya antivirus. Bila menggunakan Windows 10, sistem operasi tersebut sudah menyertakan antivirus Microsoft Defender. Namun, Anda juga bisa menggunakan antimalware atau antivirus lain. Bila menggunakan antimalware atau antivirus lain, pastikan untuk mengunakan yang diunduh dari sumber terpercaya. Begitu pula untuk sistem operasi lain yang belum menyertakan antimalware atau antivirus. Anda pun sebaiknya selalu menggunakan peranti-peranti lunak yang diunduh dari sumber terpercaya.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, jangan lupa pula untuk senantiasa meng-update antimalware atau antivirus yang digunakan. Pastikan juga antimalware atau antivirus sudah berjalan dengan baik dan opsi proteksi secara real-time diaktifkan. Lakukan juga pemindaian secara berkala terhadap sistem secara menyeluruh.