Bersama Huawei, Kedaireka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menggelar program pelatihan TIK sebagai salah satu program kolaboratifnya dengan industri dan pengembang teknologi.
Pada tahun 2035, Indonesia diprediksi akan membutuhkan sekitar 9 juta SDM digital guna mewujudkan visi Indonesia untuk menjadi kekuatan utama ekonomi digital dunia pada tahun 2045.
Di samping itu, program pelatihan ini juga digelar untuk menjawab isu-isu terkait SDM di bidang TIK, seperti adanya kesenjangan antara kualitas SDM dengan kualifikasi industri
Dalam kerja sama dengan Huawei ini, program pelatihan di bidang TIK akan memanfaatkan fasilitas Huawei ASEAN Academy Indonesia yang merupakan fasilitas alih pengetahuan dan teknologi terlengkap di wilayah Asia Pasifik.
Kerja sama Kedaireka dan Huawei ini juga menjadi wujud keseriusan pemerintah dan Huawei dalam membangun sinergi multiple helix guna mencetak SDM Digital yang cakap yang sesuai dengan kualifikasi industri, serta turut berkontribusi dalam terus menekan jumlah pengangguran terbuka di era digital di Indonesia.
Penggelaran serangkaian pelatihan di bidang TIK ini merupakan salah satu bentuk kerja sama Huawei Indonesia dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen DIKTI). Sebelumnya, Nota Kesepahaman (MoU) telah ditandatangani Dirjen DIKTI dan Huawei Indonesia pada Oktober 2019 lalu. Lewat MoU tersebut, Huawei Indonesia berkomitmen menyediakan solusi platform e-learning yang dapat dimanfaatkan oleh universitas dalam rangka menyiapkan SDM unggul.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Makarim mengungkapkan bahwa Kedaireka Academy dibangun dengan fondasi visi Kampus Merdeka. Kedaireka diharapkan menjadi wadah atas komitmen bersama dunia pendidikan nasional dan industri dalam melahirkan SDM-SDM Indonesia yang cakap, berkompetensi tinggi dan memenuhi kualifikasi industri. Selain itu, Kedaireka Academy membuka peluang bagi industri untuk menggali ide-ide baru yang diperlukan untuk pengembangan solusi-solusi inovatif bagi kepentingan luas.
“Bagi Kemendikbud RI, teknologi digital yang menjadi batu loncatan menuju masa depan tidak dapat dipisahkan dari kebijakan Merdeka Belajar. Untuk itu, berbagai platform yang telah dikembangkan oleh Kementerian, termasuk platform Kedaireka yang berfungsi sebagai ‘biro jodoh’ antara dunia pendidikan dan industri, fokus kepada melahirkan talenta digital yang kreatif dan siap berinovasi. Pertumbuhan Indonesia akan sangat bergantung pada dorongan kolektif dari masing-masing pihak. Hal ini mampu terwujud dalam bentuk kerja sama antara pemerintah dengan swasta, termasuk dengan Huawei Indonesia,” tutur Nadiem Makarim.
“Pengembangan SDM telah menjadi prioritas pembangunan nasional di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Kantor Staf Presiden mendapat mandat untuk mengembangkan Management Talenta Nasional. SDM yang menguasai teknologi terdepan adalah kunci dalam mencapai target pembangunan nasional, agar Indonesia mampu menjadi negara berdaulat di bidang teknologi serta menjadi produsen dalam skala nasional maupun internasional. Sinergi seluruh pihak termasuk dari industri, menjadi fondasi kuat mencapai visi Indonesia Emas dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia pada 2045,” ujar Kepala Staf Kepresidenan, Dr. Moeldoko menyampaikan apresiasi atas program Huawei ASEAN Academy.
Moeldoko melanjutkan, keterlibatan sektor swasta sangat dibutuhkan dalam mengembangan kompetensi SDM digital Indonesia. Langkah ini menjawab kebutuhan tenaga terampil pada era industri 4.0 guna menggantikan keterampilan-keterampilan yang tidak relevan lagi. Harapannya, Huawei ASEAN Academy melahirkan SDM dalam negeri yang menguasai teknologi-teknologi termutakhir seperti Kecerdasan Artifisial, Cloud, 5G, hingga Big Data.
Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun mengatakan, sinergi dunia pendidikan dengan industri dan pengembangan kewirausahaan akan terus dipercepat melalui program Merdeka Belajar. Hal ini diharapkan dapat mengakselerasi kualitas sumber daya manusia nasional dan sekaligus meningkatkan daya saing industri.
“Kedaireka yang diinisiasi oleh Kemendikbud RI serta program kolaborasinya dengan Huawei Indonesia merupakan realisasi dari pidato kenegaraan yang disampaikan Presiden Joko Widodo. Begitu pula dengan komitmen Huawei dalam membantu mengembangkan talenta digital dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia demi tujuan bersama seperti yang termaktub pada motto Huawei 'together we build a fully connected, intelligent world'. Kami mengapresiasi kolaborasi antara Huawei dengan Kedaireka serta pemangku kepentingan lain di Indonesia sebagai wujud kontribusinya dalam mendukung misi dan fokus pemerintah,” kata Djauhari.