Kebutuhan sektor industri dalam meningkatkan ketahanan dan kelincahan operasional bisnisnya terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, semakin terasa di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.
Teknologi revolusi industri 4.0 terbukti sebagai enabler dalam mendukung kebutuhan sektor industri tersebut.
Didirikan oleh Mark Gabriel Priyono dan Julianto Yauwin pada tahun 2018, startup PRIEDS bertujuan untuk mendukung akselerasi teknologi revolusi industri 4.0 oleh sektor industri di Indonesia.
“Prieds merupakan sebuah singkatan dari primary needs solution. Solusi yang kami hadirkan bertujuan untuk pengelolaan bisnis yang lebih efisien,” kata Mark Gabriel Priyono, CEO & Co-founder PRIEDS Technology.
Sebagai solusi bisnis dan teknologi Software as a Service (SaaS), PRIEDS menyediakan solusi software ERP (Enterprise Resource Planning) berbasis cloud dan perangkat hardware terkoneksi berbasis IoT (Internet of Things) yang terintegrasi.
Beberapa solusi yang ditawarkan oleh PRIEDS antara lain business intelligence dashboard, machine & automation, production & manufacturing management, smart warehouse & asset management, smart office, maintenance management system, customer relationship management, dan sales POS, finance & accounting.
Dijelaskan Mark, PRIEDS memiliki dua model layanan produk yang disesuaikan dengan karateristik dan kebutuhan segmen klien, yakni PRIEDS Lite dan PRIEDS Premium.
PRIEDS Lite difokuskan untuk sektor UMKM yang menyediakan solusi manajemen kasir (POS), akuntansi, persediaan, stok, pembelian sampai produksi yang siap digunakan. Dan juga, integrasi sistem dengan e-commerce marketplace.
Sedangkan PRIEDS Premium, ditujukan untuk industri menengah hingga besar yang membutuhkan solusi yang lebih komprehensif, dan disesuaikan dengan kebutuhan hingga implementasi hardware IoT.
“Kedua produk PRIEDS ini dapat diakses di platform PRIEDS dengan sistem berlangganan dan/atau biaya implementasi one-time,” tutur Mark.
Saat ini, PRIEDS telah memiliki lebih dari 15 modul, termasuk Internet of Things (IoT), akuntansi, gudang, purchasing & procurement, dan produksi, dan telah melayani lebih dari 12 industri di 12 kota antara lain FMCG, perbankan, tekstil, kesehatan, retail, pertambangan, logistic, manufaktur, F&B, manufaktur, dan lainnya.
Sistem modular ini memberikan keuntungan bagi pelanggan karena dapat memilih modul yang sesuai dengan kebutuhan bisnis dan dapat ditambahkan kapan saja, serta dapat diintegrasikan dengan berbagai sistem dan hardware.
“Bahkan, Sistem berbasis cloud (hybrid/on-premise) ini juga menjamin keamanan data,” cetus Mark.
Pertumbuhan Bisnis yang Terus Meningkat
Meski belum lama hadir di tanah air, dari sisi pertumbuhan bisnis, PRIEDS mengalami pertumbuhan yang signifikan dari tahun ke tahun.
“Transaksi kita usdah bertumbuh selama dua tahun. Dari tahun lalu, kita selalu bertumbuh triple digit, 320 persen revenue growth, 83 persen retention rate, dan sudah ada lebih dari 80 klien sampai akhir Mei ini dan sekarang (Agustus 2021) sudah di atas 100 klien,” tutur Mark.
Untuk klien sendiri, beberapa klien dari startup ini di antaranya Unilever, Astra Internasional. MAP, Bose, MRT Jakarta, Informa, Vinilon, Auto 2000, dan masih banyak lagi.
Sedangkan untuk partners (mitra) strategis yang mendukung bisnis PRIEDS, seperti Telkom Indonesia, Kawan Lama Sejahtera, Sanco Indonesia, Erloom, Taufani Solutions, Moska, dan lain sebagainya.
“Kita sangat terbantu dengan adanya partners. Dengan semakin banyak partners yang berkolaborasi dengan kita, maka akan semakin banyak pengguna PRIEDS,” ucap pria lulusan Teknik Mesin dari Universitas Indonesia itu.
Terkait dengan target PRIEDS untuk saat ini, Mark mengungkapkan “Ke depannya, PRIEDS akan menghadirkan service marketplace untuk memperluas layanan dan mengembangkan ekosistem bisnisnya.”