Find Us On Social Media :

eHAC Alami Kebocoran Data, Pakar: Ada Resiko Eksploitasi Data Pengguna

By Rafki Fachrizal, Rabu, 1 September 2021 | 19:20 WIB

Ilustrasi Aplikasi eHAC

"Pemerintah meminta untuk meng-uninstall, men-delete aplikasi eHAC yang lama dan terpisah," kata Anas Ma'ruf, Kapusdatin Kemenkes, dalam jumpa pers secara virtual, Selasa (31/8).

Anas menyatakan pemerintah saat ini meminta kepada seluruh masyarakat untuk mengunduh aplikasi PeduliLindungi dan memanfaatkan fitur eHAC untuk perjalananan yang sudah tergabung dalam aplikasi itu.

Mengenai dugaan kebocoran data eHAC versi lawas, Anas mengatakan sebagai langkah mitigasi maka aplikasi versi lama sudah dinonaktifkan.

"Sejak Juli 2021 kita sudah menggunakan aplikasi PeduliLindungi, dan (eHAC) sudah berada di aplikasi PeduliLindungi. Sistem yang ada di eHAC yang lama itu berbeda dengan eHAC yang bergabung dengan PeduliLindungi," ujar Anas.

Anas mengatakan server dan infrastruktur aplikasi eHAC yang terintegrasi di PeduliLindungi berada di Pusat Data Nasional dan didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Badan Siber Sandi Negara (BSSN).

Mengomentari saran dari pihak Kemenkes tersebut, Alfons menilai bahwa menghapus aplikasi eHAC memang lebih baik daripada tidak menghapus eHAC, karena akan membebaskan memori yang digunakan untuk install eHAC di smartphone.

“Tetapi, ini tidak ada hubungannya dengan mitigasi data eHAC yang bocor. Data eHAC yang bocor sekali ya sudah bocor, tidak bisa diperbaiki dengan uninstall eHAC,” ucap Alfons.

“Karena data eHAC sebenarnya ada di server eHAC dan bukan di perangkat yang ter-install eHAC. Perangkat hanya alat untuk memasukkan data dan menampilkan database yang diakses dari server eHAC,” tambahnya.

Baca Juga: Kominfo dan Bareskrim Polri Investigasi Bocornya Data Pengguna eHAC

Baca Juga: BSSN Ungkap Kronologi Bocornya Data Pengguna eHAC dari vpnMentor