Find Us On Social Media :

Riset: Konsumen Indonesia Paling Tinggi Kepercayaannya pada Peritel

By Liana Threestayanti, Kamis, 9 September 2021 | 21:10 WIB

Ilustrasi laporan VMware Digital Frontiers 3.0 Study tentang industri ritel.

Di antara negara-negara lain, konsumen Indonesia ternyata menaruh kepercayaan tertinggi terhadap sektor ritel.

Namun mereka pun memiliki harapan besar terhadap layanan digital yang disajikan oleh para peritel.

Dalam temuan VMware Digital Frontiers 3.0 Study, disebutkan bahwa terjadi peningkatan jumlah masyarakat yang beralih ke digital. Satu dari tiga responden (36 persen) mulai membiasakan diri untuk tidak lagi berbelanja di gerai fisik. 

Dan yang lebih menarik, studi VMware itu juga menemukan bahwa 61 persen responden Indonesia merasa nyaman dan antusias untuk memberikan akses data yang akurat kepada ritel mengenai kegiatan mereka sehari-hari agar mereka bisa memperoleh pengalaman yang lebih baik dan relevan dengan kebutuhan masing-masing konsumen. Angka ini ternyata persentase tertinggi di antara negara-negara lain dalam survei.

Hasil survei VMware ini juga mengungkapkan bahwa 38 persen responden Indonesia yakin dengan jaminan keamanan data dan informasi yang dihadirkan oleh organisasi peritel. 

Hal ini memperlihatkan adanya kebutuhan dan tingkat urgensi yang tinggi pada perusahaan-perusahaan ritel untuk meningkatkan transparansi guna terus membangun kepercayaan konsumen. Ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan zero-trust dalam upaya melindungi keamanan data konsumen dari upaya-upaya kejahatan siber.

Temuan lain dari VMware Digital Frontiers 3.0 Study adalah konsumen Indonesia yang kian gemar belanja online, terutama di peritel yang memahami preferensi pribadi konsumen (52 persen), sudah menerapkan teknologi virtual (63 persen), maupun teknologi Artificial Intelligence (78 persen).

Antusiasme konsumen untuk berinteraksi secara digital dengan bisnis ritel dinyatakan oleh 59 persen responden. Bahkan 56 persen responden menyatakan siap beralih ke kompetitor apabila peritel tidak mampu menghadirkan digital experience yang sesuai dengan harapan konsumen. 

Hasil survei tersebut menjadi penegasan bahwa teknologi masa depan, seperti cloud, kecerdasan artifisial hingga aplikasi-aplikasi modern, menjadi kunci penting bagi industri ritel dalam mempercepat tumbuhnya inovasi dan dalam menghadirkan pengalaman pengguna yang lebih holistik dan aman.

“Pandemi telah mendorong percepatan terwujudnya digitalisasi di sektor ritel tanah air dengan mengubah cara konsumen dalam berbelanja di masa depan. Saat ini, bisnis tengah menghadapi situasi tak mengenakkan. Inilah saat yang tepat bagi mereka untuk, mau tak mau, mengoptimalkan pendayagunaan inovasi teknologi mutakhir masa kini, seperti cloud maupun aplikasi modern dalam merumuskan kembali cara mereka terkoneksi dengan konsumen secara digital. Kalau tidak, potensi risikonya besar, pelanggan tentu akan melirik ke kompetitor,” Country Manager, Indonesia, VMware, Cin Cin Go menegaskan.

Cin Cin juga mengingatkan, agar tetap kompetitif di masa depan, perusahaan ritel harus fokus dalam menjembatani kesenjangan operasi bisnis antara offline maupun online, sehingga mampu menghadirkan pengalaman berbelanja omnichannel yang mengesankan bagi konsumen.

"VMware berkomitmen untuk terus mendukung perusahaan-perusahaan ritel dalam memodernisasi dan memperkokoh bangunan infrastruktur digital guna menghadirkan sebuah pengalaman berbelanja yang baru dan revolusioner bagi konsumen,” imbuh Cin Cin 

Dan VMware mempunyai sejumlah prioritas utama dalam memperkokoh komitmen transformasi digital di sektor ritel: 

1.Memberdayakan organisasi ritel dalam membangun masa depan yang sarat dengan pengembangan lingkungan multi-cloud dan aplikasi. 

2.Mendukung inovasi dan produktivitas karyawan agar dapat bekerja di mana saja. 

3.Menerapkan keamanan intrinsik untuk inovasi bisnis yang tanpa batas. 

Digital Frontiers 3.0 Study merupakan studi global yang dilakukan dari November - Desember 2020, untuk mengungkap perilaku, preferensi dan sikap terhadap layanan dan pengalaman digital pada tahun 2020 dari 1.000 konsumen di Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Filipina , Amerika Serikat, Inggris Raya, Jerman, dan Prancis.