Indonesia saat ini berada dalam kondisi darurat COVID-19, dan klaster tempat kerja berkontribusi terhadap meningkatnya tingkat penularan COVID-19.
Hingga April 2021, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertrans) DKI Jakarta melaporkan sebanyak 21 perusahaan dikenakan sanksi akibat pelanggaran prosedur kesehatan.
Pada periode yang sama, jumlah kasus COVID-19 dari klaster perkantoran di Jakarta mencapai 2.107 perusahaan. Pada sisi lain, bisnis harus segera kembali berjalan seperti biasa demi pemulihan ekonomi.
Sejak awal COVID-19, teknologi touchless atau nirsentuh dengan cepat menjadi kebutuhan pada tempat kerja dan bangunan komersial.
Sebelumnya, teknologi jenis ini dinilai sebagai teknologi yang mewah. Kini, teknologi nirsentuh menjadi hal yang wajib dimiliki di setiap gedung. Dalam hal kontaminasi, risiko potensi penyebaran virus perlu segera ditangani.
Menjaga standar kesehatan pada gedung & fasilitas tempat kerja, serta mengelola manusia di dalam gedung adalah hal yang wajib.
Keamanan yang layak tidak dapat tercapai jika setiap gigi roda beroperasi secara manual. Lingkungan kerja yang lebih aman untuk gedung dan manufaktur memerlukan sistem pintar yang menangani semua kebutuhan keamanan.
Sistem yang komprehensif perlu diterapkan tidak hanya dalam memelihara fasilitas, tetapi juga dalam mengelola manusia di dalamnya.
Sejak awal pandemi COVID-19, praktik bisnis telah berubah dan membawa praktik baru yang lebih baik.
Praktik inklusivitas kesehatan, manajemen manusia, teknologi nirsentuh, dan teknologi mobilitas tinggi telah dengan cepat menjadi kebutuhan di tempat kerja dan bangunan komersial.
Sebelumnya, hal-hal tersebut hanya baik untuk dimiliki, sekarang praktik dan teknologi ini wajib dimiliki pada setiap tempat kerja.
Travis Lee, Business Development Manager Southeast Asia dari Gallagher Security, penyedia sistem keamanan internasional dari Selandia Baru, menjelaskan “COVID-19 semakin mempercepat pentingnya standar kesehatan di tempat kerja, mulai dari ventilasi udara yang memadai, pencahayaan alami, perawatan disinfektan, hingga pengaturan kapasitas ruangan dan pergerakan manusia.”
“Sistem keamanan yang komprehensif di tempat kerja juga kritikal, yang mencakup teknologi mobilitas tinggi dan nirsentuh untuk mencegah dan menanggulangi penyebaran virus,” ujar Travis.
Ia juga menambahkan “Mengintegrasikan teknologi-teknologi Industri 4.0 ke dalam infrastruktur keamanan gedung dapat mendukung bisnis selama pandemi dengan mengubah ruang kerja menjadi lingkungan yang aman dan terpantau dengan baik. Sistem keamanan pintar mengintegrasikan teknologi dan aplikasi seperti sensor, access control, kamera, sistem manajemen, dan inovasi Internet of Things (IoT). Sistem ini dapat mengatur semua kebutuhan keamanan, mulai dari tindak pencegahan hingga penanggulangan.”
Tempat kerja yang aman dapat dibangun dengan perencanaan dan pemantauan yang baik agar resiko dapat dicegah dan dikelola.
Dalam pengelolaan risiko, diperlukan upaya pencegahan dan penanggulangan. Tindak pencegahan dapat dilakukan melalui penyaringan akses masuk dengan praktik tanpa sentuh.
Teknologi yang handal dalam bidang ini adalah inovasi terbaru dalam teknologi biometrik nirsentuh yang mampu menyaring karyawan atau tamu yang memasuki gedung saat mereka tiba di lokasi. Data dikumpulkan dan dicatat oleh sistem.
Biometric imagers dan face identification terminals akan mengidentifikasi pemegang akses melalui lambaian tangan, sehingga mampu mempercepat pergerakan pengunjung. Teknologi thermal imaging juga diintegrasikan untuk mendeteksi suhu tubuh.
“Teknologi biometric imagery dapat menangkap dan memverifikasi empat sidik jari dengan satu gerakan tangan. Perangkat ini bersifat optik, kebal terhadap aspek eksternal, dan higienis. Inovasi biometrik lainnya adalah deteksi wajah yang dapat mengidentifikasi jika masker sedang dipakai. Selain itu, Mobile Credential dapat menjadi solusi yang dapat diandalkan dalam hal interaksi tanpa kontak, akses masuk bagi karyawan dan kontrol keamanan bagi tenaga keamanan dapat dilakukan menggunakan perangkat seluler. Akses masuk dapat menggunakan smartphone pribadi, tidak lagi menggunakan kartu ID,” papar Travis.
Dalam hal upaya penanggulangan, perusahaan dapat mengintegrasikan semua peralatan keamanan di bawah command center dan aplikasi seluler fleksibilitas tinggi.
Teknologi yang unggul pada bidang ini diantaranya kontrol dan monitoring fleksibilitas tinggi untuk aksesruangan dan pergerakan manusia, serta Proximity Contact Tracing yang mempercepat tracing kasus COVID-19 dengan sistem berbasis aplikasi, bukan dengan praktik manual yang memakan waktu.
Teknologi proximity dan contact tracing digunakan untuk mengidentifikasi siapa saja yang melakukan kontak dengan seseorang yang positif terinfeksi virus.
“Laporan Proximity and Contact Tracing Gallagher yang memenangkan penghargaan ini dikembangkan dalam penanggulangan pandemi COVID-19 dan memberikan data yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk pelacakan kontak yang cepat dan efisien. Desain yang inovatif menggunakan pelaporan handal dari Gallagher Command Centre membantu identifikasi pergerakan individu tertentu pada sebuah lokasi, memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi area-area di mana karyawan yang terinfeksi berada serta individu-individu lain yang mungkin telah melakukan kontak dengan karyawan yang terinfeksi tersebut,” tambah Travis.
Ketika bisnis beroperasi di bawah model hibrida yang akan kemungkinan akan dilalui setelah terselenggaranya PPKM, mengelola manusia dan mengurangi risiko tidak pernah menjadi lebih penting.
Perusahaan perlu menyeimbangkan upaya digitalisasi mereka untuk kemajuan keamanan guna mengelola risiko dan manajemen pergerakan manusia yang handal.
Bisnis perlu memastikan bahwa keamanan tidak dapat dikompromisasikan karena risiko membawa biaya yang tinggi dan waktu yang terbuang, terutama saat ini ketika kasus COVID-19 melambung.
Perusahaan perlu lebih memperhatikan keamanan tenaga kerja demi efisiensi dan kelangsungan bisnis mereka sendiri.
Baca Juga: Mengenal dan Memanfaatkan Pendekatan DNS untuk Pengamanan Sistem
Baca Juga: Lima Manfaat Penggunaan Artificial Intelligence pada Cyber Security