Penulis: Quah Mei Lee (Associate Director, Frost & Sullivan)
Masih sangat jelas pada ingatan saya hari ketika layanan 5G komersial pertama di dunia menjanjinkan suatu “lompatan besar”. Saya mengingat dua hal dari hari itu. Saya diwawancara pada peluncuran yang secara sengaja dimajukan beberapa hari sebelum waktu peluncuran yang sebelumnya direncanakan, serta kedua pihak yang berlomba untuk meluncurkan berasal dari negara-negara yang dikenal mengirimkan inovasi ke dunia. Pada pelaksanaanya, hari tersebut tercatat pada sejarah tanpa banyak detail mengenai bagaimana lompatan besar tadi bisa dicapai. Ini adalah kasus mengenai sejumlah orang berpikir 5G akan mengubah dunia dan hal seperti itulah bagaimana kebanyakan orang mendengar mengenai 5G, meskipun banyak pula yang tidak melihat kebutuhan mendesak untuk 5G. Keoptimisan adalah tinggi dalam industri telekomunikasi, tetapi spektrum dan aneka aliran pendapatan baru kemungkinan besar yang menjadi alasan dari dorongan terhadap 5G tersebut.
Maju dua tahun ke masa kini, sang “lompatan besar” masih ada di awang-awang mencari tempat pendaratan yang aman dengan banyak dari antisipasi awal yang kuat akan 5G bertemu realitas. Adalah sulit untuk menyebutnya dengan “hype” bila menggunakan standar yang sama dengan yang digunakan menilai 3G dan 4G, tetapi tidak satu orang pun bisa menafikan terdapatnya suatu gap dengan yang diekspektasikan. Meski kita berharap 5G untuk akhirnya menjadi global, kita tidak berharap 5G mencapai begitu banyak kemajuan dan dalam waktu yang sangat singkat. Hal itu terasa seperti lebih banyak yang dicapai dalam dua tahun terakhir ini dari seluruh durasi industri telah mengutak-atik 4G. Adalah suatu yang positif, gap yang diekspektasikan dengan 5G tidak sebesar seperti sebelumnya dengan 3G dan 4G. Masyarakat perlahan-lahan menemukan suatu kebutuhan akan 5G dan pemberian harga per Gb yang lebih murah adalah salah satu contoh.
Masih Mengenai Kebutuhan dan Pewaktuan
Pandemi COVID-19 menempatkan aneka industri melalui suatu periode yang membuat perubahan menjadi suatu kebutuhan dan 5G berada dalam jangkauan sebagai bagian dari solusi. Namun, untuk mengatakan bahwa COVID-19 mempercepat 5G secara keseluruhan adalah tidak sepenuhnya benar. Pada kenyataannya, pengembangan 5G pada area tertentu, seperti penambahan ketersediaan dan pengembangan berbagai standar, telah mengalami dampak dari COVID-19 dan hanya beberapa vertikal, seperti layanan kesehatan, yang sudah mendapatkan manfaat dari 5G walau perubahan sudah terlihat di horizon untuk banyak vertikal lain. Kelihatannya COVID-19 memberikan justifikasi untuk 5G, bila sebelumnya ada, jadi lebih kuat. Contohnya, 5G sebelum COVID-19 sudah berada pada jalur untuk menyelesaikan permasalahan kurangnya tenaga kerja dengan automasi, tidak peduli apakah itu karena kualifikasi, lokasi, atau biaya. Dengan COVID-19, kebutuhan ditambahkan ke dalam daftar — sesuai dengan suatu peralihan ke robotika, nirsentuh, dan daring yang terpantik untuk menghindari kontak jarak dekat — dan linimasanya menjadi maju.
Melengkapi 4G, 5G Memliki Peluang Besar untuk Berhasil
Berbasiskan peranti lunak dan kemungkinan berbasiskan open source dan cloud juga, 5G menawarkan fleksibilitas dengan kompleksitas yang lebih rendah pada titik-titik harga per Gb yang lebih menarik. Adalah tepat pada waktunya bahwa OSS/BSS untuk 5G akhirnya berhasil mengejar sehingga bisa menghilangkan aneka bottleneck dalam menggelar inovasi dan berbagai model bisnis baru, serta membolehkan perubahan yang diperlukan dan fungsionalitas penagihan untuk membantu monetisasi 5G. Potensi untuk membolehkan aneka industri baru yang tidak memiliki warisan adalah luar biasa. Rilis terbaru membolehkan pembuatan solusi-solusi pertambahan nilai yang lebih banyak dan ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Ketika hal ini terjadi, gap adopsi teknologi antara negara maju dan negara berkembang, serta gap pendapatan per kapita yang sehubungan dengan itu juga akan menyempit. Ini adalah hasil yang dicari oleh pemerintah. Sebagai suatu pelengkap terhadap 4G, 5G sangat cocok ketika ia bisa menenagai solusi-solusi real-time dan mission critical, khususnya dari cloud. Sebagai contoh, implementasi Guangzhou 5G Smart Transportation City yang ditenagai oleh ZTE, China Mobile, Guangzhou Municipal Transportation Bureau, dan sepuluh lebih perusahaan lain yang sekarang telah memberikan manfaat kepada lebih dari 20 juta orang, berbagai pemain industri vertikal, dan aneka badan pemerintahan di Guangzhou City, Cina.