Find Us On Social Media :

Fortinet: Organisasi Nyatakan Siap Hadapi Ransomware, Tapi Perhatikan Solusi Teknologinya

By Liana Threestayanti, Kamis, 14 Oktober 2021 | 16:30 WIB

Ilustrasi Ransomware

Di APJ, Organisasi Paling Khawatirkan Ini

Secara global, begini gambaran isu ransomware di seluruh dunia: Eropa-Timur Tengah-Afrika (95%), Amerika Latin (98%), dan APJ (Asia-Pasifik/Jepang) (98%) hanya sedikit lebih khawatir tentang serangan ransomware ketimbang responden di Amerika Utara (92%). 

Semua kawasan menganggap kehilangan data sebagai risiko paling tinggi dari serangan ransomware, bersama dengan kekhawatiran akan ketidakmampuan mengikuti perkembangan lanskap ancaman yang semakin canggih. 

Kawasan APJ, uniknya, menempatkan unsur rendahnya kesadaran pengguna pada tingkat paling atas dari daftar kekhawatiran mereka. Responden di kawasan APJ dan Amerika Latin cenderung pernah menjadi korban serangan ransomware sebelumnya (78%) dibanding

dengan 59 persen responden di Amerika Utara dan 58 persen responden di Eropa-Timur Tengah-Afrika. Phishing merupakan vektor serangan yang umum di mana-mana, sementara vektor serangan tertinggi di kawasan APJ dan Amerika Latin adalah remote desktop protocol (RDP) yang mengeksploitasi dan membuka port yang rentan.

Dua Aspek Penting Solusi Keamanan Siber

Lantas, aspek apa dalam solusi keamanan siber yang dipandang penting oleh responden, terutama dalam upaya menangkal ransomware? Hampir semua responden (99%) memandang pentingnya integrasi solusi atau platform keamanan dengan intelegensi ancaman yang dapat ditindaklanjuti (actionable threat intelligence) dan 94 persen menyadari pentingnya kemampuan mendeteksi perilaku berbasis kecerdasan buatan (AI).

Berdasarkan hasil survei tersebut, ada beberapa saran dari Fortinet bagi organisasi, seperti perlunya memahami nilai atau pentingnya teknologi, seperti keamanan email yang canggih, segmentasi, dan sandboxing, sebagai tambahan dari teknologi utama NGFW, SWG, dan EDR, untuk mendeteksi, mencegah, dan membatasi ransomware. Organisasi disarankan untuk mempertimbangkan dan mengevaluasi solusi-solusi tersebut untuk mengurangi risiko mengingat canggihnya taktik dan teknik ransomware akhir-akhir ini. 

Fortinet juga menyebutkan bahwa organisasi yang terdepan dalam menangkal ransomware adalah yang mengadopsi pendekatan keamanan untuk strategi perlindungan ransomware berbasis platform dengan kemampuan inti yang terintegrasi dengan actionable threat intelligence. Kemampuan inti ini harus dirancang bisa beroperasi bersamaan dalam sebuah sistem terpadu dan harus dilengkapi dukungan AI dan machine learning  untuk lebih baik lagi dalam mendeteksi dan merespons ancaman ransomware.

“Berdasarkan laporan FortiGuard Labs Global Threat Landscape, ransomware meningkat 1070% setiap tahunnya. Tidak mengherankan jika organisasi menyatakan bahwa mengembangkan lanskap ancaman sebagai salah satu tantangan terhebat dalam mencegah serangan ransomware. Seperti yang dibuktikan dalam survei ransomware kami, terdapat kesempatan yang sangat besar untuk mengadopsi solusi teknologi seperti segmentasi, SD-WAN, ZTNA, juga SEG dan EDR, untuk membantu melindungi dari ancaman ransomware dan metode akses yang paling umum dilaporkan oleh responden. Tingginya jumlah serangan

menunjukkan betapa mendesaknya bagi organisasi untuk memastikan pengamanan yang mereka miliki mampu menghadang teknik serangan ransomware terbaru di seluruh jaringan, endpoint, dan cloud. Kabar baiknya adalah organisasi mulai melihat nilai atau manfaat dari pendekatan menggunakan platform untuk menahan ransomware,” papar John Maddison, Executive Vice President of Products dan CMO, Fortinet.