Find Us On Social Media :

Siapakah Penguasa Industri Esport di Dunia?

By Adam Rizal, Jumat, 22 Oktober 2021 | 15:30 WIB

Esports

Saat ini popularitas industri esport sedang naik daun, menyusul banyaknya pengguna yang sangat antusias bermain mobile gaming dan game online. Bahkan, esport juga turut dalam cabang olahraga di turnamen-turnamen nasional dan dunia.

Perusahaan riset teknologi Omdia mengungkapkan China, Amerika Serikat, dan Korea Selatan adalah pemain besar dan penguasa pasar esport global karena ketiga negara itu mampu menyumbang pendapatan tertinggi di dunia untuk industri esport saat ini.

Laporan itu juga mengungkapkan adanya pergeseran pendapatan tertinggi dari AS ke China dalam lima tahun terakhir dari bisnis video game itu. AS menempati peringkat pertama,Cina dan Korea Selatan masing-masing berada di urutan kedua dan ketiga pada 2018

“Namun, pada 2019, China telah melampaui AS dalam hal pendapatan esports, dengan Korea Selatan berada di urutan ketiga, Jerman di peringkat keempat, dan Inggris di tempat kelima,” tertulis dalam laporan Omdia.

“Meskipun pangsa ini akan turun menjadi 69 persen karena negara-negara dengan peringkat lebih rendah perlahan-lahan meningkat berkat perluasan jaringan kecepatan tinggi,” kata Omdia.

Firma berbasis riset dan konsultasi pasar, iResearch mengungkapkan laporan industri esport China elah melampaui 145 miliar Yuan pada 2020.

“Kontributor terbesar untuk ini adalah pertumbuhan pesat pasar game esports seluler,” tulis laporan iResearch yang juga memperkirakan angkanya akan melampaui 180 miliar Yuan dalam tahun ini seperti dikutip Gizmochina.

Potensi Pasar

Pandemi COVID-19 membuat berbagai sektor industri luluh lantak dan membuat pendapatkan perusahaan anjlok. Namun, fenomena itu tidak berlaku bagi industri gim online Esport yang membukukan kenaikan penjualan selama pandemi COVID-19.Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga yang mengutip data World Economic Forum menunjukkan Esport telah berhasil membawa industri gim online ke tingkat yang lebih tinggi selama pandemi.

"Niko Partners menyebutkan 90 persen pemain gim di Asia Tenggara dan Taiwan menekuni game bertema e-sport," kata Jerry dalam keterangan tertulisnya pada ajang Gamescom Asia.

"Saya menawarkan solusi untuk menangkap fenomena ini untuk menjadikannya sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan ekspor nasional," ujanrya.

Dalam ajang Gamescom Asia 2020, delapan negara terpilih untuk menjadi highlight Gamescom Asia tahun ini.

Indonesia merupakan salah satunya karena mempunyai pasar gim online terbesar di Asia Tenggara dan menempati rangking 16 dunia.

CEO Anantarupa, Ivan Chen, yang merupakan pengembang gim online lokal Lokapala membagikan kiat-kiatnya dalam menjalankan bisnis ini.

Lokapala adalah sebuah gim e-sport pertama dari Indonesia juga satu-satunya gim e-sport dari Asia Tenggara.

Lokapala resmi diluncurkan pada bulan Mei 2020 lalu. Dengan adanya Lokapala, seakan mematahkan asumsi bahwa pengembang Indonesia tidak mampu bersaing dengan negara-negara adidaya dalam industri gim, seperti Cina dan Korea, dan menjadi jawaban bagi tantangan global tersebut.

Adapun Lokapala dikembangkan melalui kolaborasi lintas sektor bersama dengan pelaku industri konten lainnya yang tergabung dalam Asosiasi Cipta Kreasi Indonesia (Cakra).

Data dari Indonesia Esports Premier League (IESPL) pada 2019 menunjukkan Indonesia menempati peringkat 12 di pasar gim dunia, dengan total pemain gim aktif sebanyak 62,1 juta orang.

Secara keseluruhan pada tahun 2019 industri ini menghasilkan pendapatan US$1,04 miliar. Dari hasil pengembangan satu gim saja bisa menghasilkan US$1 juta.