Find Us On Social Media :

Ini Alasan Perusahaan Adopsi Cloud di Era Percepatan Agility

By Liana Threestayanti, Senin, 25 Oktober 2021 | 11:46 WIB

Ilustrasi cloud.

Penulis: Fabio Tiviti, Senior Vice President & General Manager, ASEAN-India, Infor

Mengatakan bahwa pandemi COVID-19 telah mentransformasi dunia tempat tinggal kita saat ini, terkesan menyederhanakan persoalan. Di satu sisi, pandemi ini sudah menjadi tes litmus bagi banyak perusahaan untuk memastikan bisnis mereka berlanjut dan tetap bertahan. Di sisi lain, pandemi memberikan jeda kepada perusahaan-perusahaan untuk memikirkan bagaimana teknologi bisa mendukung operasi mereka di dunia yang semakin digital dan disruptif ini. 

Kebanyakan organisasi berwawasan masa depan sudah berbondong-bondong memanfaatkan komputasi cloud. Walau begitu banyak dari mereka harus mengakselerasi dan mengambil jalur cepat dalam perjalanan bisnis mereka demi meningkatkan kelincahan dan ketahanan bisnis, berubah secara cepat menuju ‘new normal’ dan para pekerja jarak jauh.

Bahkan 67% perusahaan Indonesia sudah mengadopsi lebih banyak solusi TI berbasis cloud selama masa pandemi, dengan delapan dari 10 perusahaan  yakin solusi tersebut sangat penting dalam membantu mereka menjalankan bisnis selama jangka waktu ini. 

Perusahaan kini bisa dengan cepat menggelar solusi end-to-end untuk mendukung perubahan besar dalam model bisnis dalam merespons perkembangan pasar, dan menangkap peluang yang ada, tanpa harus memikirkan infrastruktur fisik hardware dan keamanan.

Pandemi kini sedang bergerak ke status endemi, dan perusahaan tidak bisa lagi menerapkan pendekatan “wait-and-see” dalam hal mengadopsi cloud. Inovasi adalah taktik bertahan, dan akan ada lebih banyak permintaan untuk solusi cloud, datang dari industri yang terdampak paling besar. 

Terkuaknya Kerentanan, Dorong Perubahan

Banyak organisasi harus mengadaptasikan aktivitas operasionalnya secara digital, mulai dari disrupsi pada supply chain sampai turunnya jumlah konsumen yang datang ke toko di segmen retail, yang telah menghancurkan bisnis toko fisik.

“Perlombaan” menimbun barang-barang penting, seperti masker dan hand sanitizer, berujung pada kelangkaan parah pada rantai pasokan dunia. Ditambah dengan blokade Terusan Suez di awal tahun,  terkuak kerentanan dalam jaringan rantai pasokan tradisional.

Di sektor  industri retail, bisnis yang mengandalkan toko-toko fisik juga harus berjuang menghadapi penurunan penjualan di cabang, inventori yang berubah dan berkurangnya konsumen yang berkunjung, sementara pemain e-commerce terus berkembang. Perubahan inventori yang mendadak ini juga menciptakan tantangan bagi para peritel. Banyak dari para peritel ini harus berjuang mendukung perubahan tersebut di atas software legacy. 

Penyesuaian untuk Ketahanan dan Percepat Kelincahan

Di dunia, banyak perusahaan beralih ke solusi manajemen aset perusahaan (enterprise asset management/EAM) untuk membantu memastikan keamanan saat (karyawan) kembali bekerja di kantor dan untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman di masa pasca pandemi. Perusahaan manufaktur juga menggunakan solusi enterprise resource planning (ERP) berbasis cloud untuk membantu mengakomodasi penundaan komponen, sebagai akibat disrupsi terhadap rantai pasokan, dan menemukan aliran pendapatan baru di kanal langsung ke pelanggan (direct-to-consumer).