Find Us On Social Media :

Orang Asia-Pasifik Akui Teknologi Tingkatkan Produktivitas Kerja

By Adam Rizal, Senin, 8 November 2021 | 17:45 WIB

Saat ini banyak orang khususnya karyawan beralih ke robot untuk mendukung pengembangan karir mereka, pandemi COVID-19 membuat orang merasa kesepian dan terputus dari kehidupan mereka sendiri, menurut sebuah studi baru oleh Oracle dan Workplace Intelligence, sebuah penelitian dan penasihat SDM perusahaan.

Studi terhadap lebih dari 14.600 karyawan, manajer, pemimpin SDM, dan eksekutif “C level” di 13 negara menemukan bahwa orang-orang di seluruh dunia merasa “stuck” dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka, dan menginginkan untuk dapat kembali bisa mengontrol masa depan mereka. Lebih dari 6.000 responden mengikuti studi global ini dari negara-negara Asia-Pasifik termasuk Australia, Cina, India, Jepang, Korea, dan Singapura.

Lebih dari setahun dunia ini berada dalam masa ‘lockdown’ dan ketidakpastian yang berkelanjutan akibat pandemi, sehingga membuat banyak pekerja dalam gejolak emosional, merasa seperti hidup dan karier di luar kendali mereka sendiri, namun diketahui bahwa telah banyak perusahaan yang mulai memperhatikan dan mengambil langkah-langkah untuk dapat melindungi kesehatan mental karyawan mereka.

• 80 persen orang merasa terkena dampak negatif dari tahun lalu, banyak yang kesulitan dari sisi finansial (31 persen); menderita penurunan kesehatan mental (29 persen); motivasi karir kurang (25 persen); merasa lebih kesepian (25 persen); dan merasa terputus dari kehidupan mereka sendiri (22 persen).

• 63 persen menganggap tahun 2021 sebagai tahun paling stres di tempat kerja. Lebih dari setengah (55 persen) orang merasa berjuang dengan kesehatan mental di tempat kerja lebih banyak pada tahun 2021 daripada pada tahun 2020

• Jumlah orang yang merasa berkurang atau tidak memiliki kontrol atas kehidupan pribadi dan profesional mereka meningkat setengahnya sejak awal pandemi. Orang-orang merasa bahwa mereka telah kehilangan kontrol terutama atas kehidupan pribadi mereka (47 persen); masa depannya (46 persen); dan keuangan (45 persen)

• 77 persen orang merasa terjebak dalam kehidupan pribadi mereka, merasa cemas tentang masa depan mereka (32 persen); terjebak dalam rutinitas yang sama (27 persen); dan menderita secara finansial (25 persen).

• Namun, pada sisi positifnya, mayoritas (78 persen) juga merasa bahwa perusahaan mereka sekarang lebih peduli untuk melindungi kesehatan mental mereka daripada sebelum pandemi.

Orang-orang termotivasi untuk melakukan perubahan, tetapi menghadapi tantangan besar

Terlepas dari kesulitan yang dihadapi selama setahun terakhir, orang-orang di Asia-Pasifik sangat ingin membuat perubahan dalam kehidupan profesional mereka.

• 93 persen orang menggunakan tahun lalu untuk merenungkan kehidupan mereka dan 90 persen mengatakan arti kesuksesan telah berubah bagi mereka sejak pandemi, dengan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan kerja (43 persen); kesehatan mental (38 persen); dan fleksibilitas tempat kerja (34 persen) sekarang menjadi prioritas utama.

• 78 persen merasa terjebak secara profesional, karena mereka tidak memiliki peluang pertumbuhan untuk memajukan karier mereka (27 persen) dan terlalu terbebani untuk melakukan perubahan (23 persen).