Ekonomi digital di Indonesia merupakan pasar yang sedang berkembang pesat pada saat ini. Diperkirakan pada tahun 2025 mendatang ekonomi digital Indonesia akan bernilai US$100 miliar, atau 40% dari seluruh transaksi konsumen di tanah air.
Hal ini didorong oleh meningkatnya bisnis digital native dan munculnya perusahaan unicorn di bidang teknologi, yang menarik raksasa cloud untuk meningkatkan jejak pasar mereka di Indonesia, menempatkan negara ini di puncak fase pertumbuhan cloud berikutnya.
Untuk mendukung perusahaan/organisasi di era ekonomi digital, perusahaan penyedia layanan data center (pusat data) Princeton Digital Group (PDG) berkomitmen untuk terus memperkuat posisinya di Indonesia.
Saat ini, layanan data center Princeton Digital Group di Indonesia berlokasi di Jawa dan Sumatera yang berlokasi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Pekanbaru.
Salah satu berita terbaru terkait PDG adalah rencana pembangunan fasilitas data center baru (greenfield) di kawasan Jakarta.
Infrastruktur data center baru yang berkapasitas 22MW ini diberi nama Jakarta Cibitung 2 (JC2), di mana saat ini dibangun di lokasi yang sama dengan data center PDG JC1, dengan luas lahan sebesar 19.550 m2.
Dengan adanya penambahan kapasitas data center hingga 35MW ini diharapkan dapat melayani kebutuhan perusahaan penyedia cloud, perusahaan penyedia internet, dan perusahaan lainnya yang membutuhkan data center yang mengedepankan fleksibilitas untuk peningkatan kapasitas, konektivitas, dan keandalan yang sangat baik.
Sejalan dengan perkembangan ekonomi digital, tingkat penggunaan layanan teknologi berbasis cloud pada sektor konsumen, bisnis, dan pemerintah di wilayah Jabodetabek juga mengalami peningkatan.
Hal ini juga disebabkan oleh fakta Indonesia menjadi hotspot bagi startup di Indonesia yang diketahui sebagai jumlah pertumbuhan startup paling cepat di Asia Tenggara.
Stephanus Tumbelaka Managing Director PDG Indonesia mengatakan “Jakarta adalah pasar yang menarik, dengan Cibitung sebagai cluster cloud unggulan di kawasan ini. Pembangunan lebih lanjut yang kami lakukan merupakan bukti posisi PDG yang signifikan di Indonesia.”
“Didukung dengan pertumbuhan ekonomi yang massive dan digitalisasi yang terjadi secara pesat, baik oleh pemerintah maupun swasta, kondisi pasar ini merupakan bagian yang sangat penting dari strategi PDG,” tambah Stephanus.
Merujuk pada riset Structure Research, pasar data center kolokasi di Jakarta mengalami perkembangan dan diprediksi akan terus mengalami perkembangan pada tingkat CAGR lima tahun sebesar 23,7 persen hingga 2025, sehingga menjadikan Jakarta sebagai pasar hyperscale dalam waktu cepat.
Di sisi lain, dengan memiliki 20 data center yang tersebar di lima negara, PDG terus memperkuat bisnisnya dalam waktu kurang dari empat tahun, sejak pertama kali berdiri.