Berbagai tantangan bisnis yang muncul akibat pandemi Covid-19 menimbulkan disrupsi bagi banyak perusahaan. Hampir seluruh perusahaan berlomba-lomba mengubah sistem dan tatanan bisnis agar mampu bertahan dan menghadapi persaingan yang semakin ketat.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengadopsi teknologi digital di berbagai kegiatan operasional. Dengan menitikberatkan pada otomatisasi melalui bantuan teknologi digital, aktivitas bisnis dapat dilakukan secara lebih efisien dan presisi.
Pada perusahaan yang menerapkan kebijakan bekerja dari rumah (WFH), misalnya, layanan cloud computing diadopsi secara besar-besaran untuk memudahkan akses bekerja jarak jauh bagi karyawan.
Tidak hanya itu, teknologi digital juga banyak diterapkan pada kegiatan operasional di lapangan. Sebagian besar proses supply chain management, monitoring, hingga marketing kini sudah menggunakan tools berbasis big data dan artificial intelligence (AI) yang lebih cepat dan efisien.
Baca Juga: Bantu UMKM Kelola Bisnis, Bukalapak Luncurkan Aplikasi BukuMitra
Meski demikian, tantangan bisnis akan selalu ada. Tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan akan menghadapi era disrupsi baru di masa depan sehingga mengharuskan perusahaan untuk kembali melakukan berbagai adaptasi.
Laporan berjudul “2021 Global Resilience Report” yang dilakukan oleh perusahaan akuntan internasional, Deloitte, menunjukkan, 60 persen global chief experience officer (CXO) percaya bahwa di masa depan, perusahaan akan mengalami disrupsi skala besar seperti yang terjadi di masa pandemi.
Meski demikian, 70 persen dari CXO mengaku tidak cukup percaya diri terhadap kemampuan perusahaannya untuk beradaptasi apabila terjadi disrupsi lagi di masa depan.
Pada perusahaan yang menerapkan teknologi digital di hampir seluruh sektor operasional, keamanan siber (cyber security) akan menjadi sebuah tuntutan. Perusahaan harus mampu menyediakan layanan cloud yang dapat mengelola, menyimpan, dan menjaga keamanan data secara ketat.
Baca Juga: Biznet Perluas Cakupan Area di Kota Makassar
Sumber daya manusia (SDM) juga perlu menjadi perhatian. Perusahaan dituntut untuk mampu mengembangkan SDM yang dapat mengoptimalkan setiap model bisnis yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan pasar.
Tidak hanya itu, perusahaan juga perlu menyusun strategi dan struktur organisasi. Hal itu dilakukan agar perusahaan dapat menyesuaikan ketersediaan SDM yang sesuai dengan target pasar.
Tantangan disrupsi bisnis di masa depan tersebut akan dibahas dalam webinar TechGatering yang diselenggarakan oleh InfoKomputer bersama PT Blue Power Technology (BPT) yang bekerja sama dengan Kemp Technologies.
Webinar tersebut akan menghadirkan sejumlah pembicara yang ahli di bidangnya masing-masing, seperti IT Expert Richard Kartawijaya, Department Head Super Apps Platform Development Bank Rakyat Indonesia (BRI) Fajar Ujian Sudrajat, BPT Product Manager for Kemp Randy Gosal, dan Asia Solutions Architect for Kemp Henry Kay.
Selain membahas tantangan disrupsi bagi perusahaan, webinar tersebut juga akan membagikan solusi terkait business resilience agar perusahaan dapat bertahan dan mampu bersaing di era disrupsi masa depan.
Sebagai informasi, webinar TechGathering tersebut akan dilaksanakan pada Kamis, 18 November 2021 pukul 10.00-12.00 WIB melalui aplikasi Zoom.
Bagi Anda yang tertarik untuk berpartisipasi dalam webinar ini, Anda dapat melakukan registrasi melalu tautan berikut.