Find Us On Social Media :

Alasan Adopsi Fintech di Indonesia Masih Terkonsentrasi di Kota Besar

By Adam Rizal, Sabtu, 20 November 2021 | 15:00 WIB

Ilustrasi Fintech

Saat ini layanan financial technology atau teknologi finansial (tekfin) makin berkembang di Indonesia.

Ketua Dewan Pengawas Asoasi Fintech Indonesia (AFTECH), Rudiantara memprediksi industri tekfin akan tumbuh beberapa tahun mendatang. Namun, adopsi layanan tekfin saat ini belum merata di Tanah Air.

"Industri fintech akan tumbuh berkembang di tahun-tahun mendatang. Namun demikian, industri fintech juga menghadapi tantangan khususnya perluasan di daerah-daerah yang non-metropolitan. Masih terkonsentrasi di kota-kota besar," kata pria yang akrab disapa Chief RA itu.

Menurut Dina Artarini, Kepala Departemen Sistem Pembayaran AFTECH & Chief of Legal & Compliance DANA, perluasan layanan fintech merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, pelaku industri, dan juga masyarakat.

Tantangan

Dina tidak membantah jika penetrasi sistem pembayaran elektronik di daerah, masih bisa ditingkatkan untuk lebih baik lagi. Menurutnya, ada beberapa faktor yang menjadi tantangan.

"Salah satunya dengan infrastruktur dan juga kembali lagi literasi ke (anak) yang muda-muda ini," kata Dina dalam acara Workshop AFTECH "Fintech for Faster Economic Recovery" yang digelar secara daring.

Hal senada juga dikatakan oleh Marcella Wijayanti, Head of G2P, Dept AFTECH sekaligus VP Public Sector payment LinkAja. Marcella mengatakan, perluasan penmbayaran fintech perlu didukung oleh semua pihak yang mendapatkan manfaat dari adopsi layanan.

Dari masyarakat, menurut Marcella, bisa menikmati kemudahan yang diberikan oleh layanan fintech. Kemudian dari pemerintah, fintech disebut bisa memberikan layanan publik yang lebih baik, sekaligus mendorong perekonomian daerah yang lebih cepat.

Selain itu, adopsi fintech juga bisa membantu bisnis kecil dan menengah ikut berkembang.

"Dari sisi fintech, kita sendiri bisa mendapatkan manfaat pengguna kita bertambah dan transaksi lebih banyak," ujarnya.

Menurut RA, tantangnan industri fintech tidak sekadar soal perluasan layanan ke pelosok negeri. Literasi dan edukasi ke masyarakat juga menjadi pekerjaan rumah yang perlu diatasi.