Pengguna internet di tanah air terus mengalami peningkatan. Berdasarkan pernyataan Menkominfo (Menteri Komunikasi dan Informatika) pada Oktober lalu, terdapat peningkatan pengguna layanan internet yang mencapai 202,6 juta orang per Januari 2021.
Di samping itu, pengguna layanan digital untuk bertransaksi juga mengalami pertumbuhan sebesar 37% selama pandemi COVID-19 di Indonesia.
Perkembangan pesat pada penggunaan internet dan layanan digital ini juga diikuti dengan beberapa konsekuensi, seperti maraknya penipuan pembeli, kebocoran data sensitif, atau lebih dikenal dengan istilah cybercrime.
Berdasarkan survei Cybersecurity Exposure Index (ICE) di tahun 2020, indeks kejahatan siber di Indonesia saat ini mencapai 0,62.
Nilai tersebut lebih tinggi dari rata-rata global yang berkisar 0,54. Hal ini menjadi catatan penting bagi para pelaku bisnis, perbankan, dan industri finansial untuk meningkatkan keamanan siber.
Oleh karena itu, masyarakat perlu memperhatikan pentingnya memperhatikan keamanan ketika melakukan transaksi di layanan digital.
Berikut ini beberapa tips dari perusahaan fintech (financial technology) Xendit yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kerahasiaan dan keamanan data ketika bertransaksi di layanan digital.
Bagi konsumen umum:
1. Jangan memberikan kode one-time password (OTP) ke pihak manapun.
2. Menggunakan kata sandi yang sulit untuk ditebak namun mudah untuk diingat.
Misalnya, alih-alih menggunakan angka tanggal kelahiran, gunakan kalimat seperti: “SayaLahirJumat10Mei”
Faktanya, hacker hanya membutuhkan 10 menit untuk bisa memecahkan kata sandi yang terdiri dari 6 karakter atau kurang. Dan 80% kasus kebocoran data disebabkan oleh lemahnya kata sandi pengguna, berdasarkan data Verizon.
3. Aktifkan dua lapisan keamanan, seperti multi-factor authentication (MFA), atau fitur pengenalan wajah dan sidik jari.