Find Us On Social Media :

Antisipasi Disrupsi di Masa Depan, BPT dan Kemp Hadirkan Solusi Load Balancing

By Fathia Yasmine, Jumat, 3 Desember 2021 | 21:16 WIB

Ilustrasi load balancing

Pandemi Covid-19 mendorong terjadinya disrupsi di hampir seluruh sektor, termasuk bisnis. Perusahaan-perusahaan di seluruh dunia pun mau tidak mau harus beradaptasi dengan mengadopsi teknologi baru.

Tidak sedikit perusahaan yang berhasil beradaptasi menghadapi disrupsi tersebut dan mampu bertahan di masa pandemi Covid-19. Namun, mayoritas pelaku usaha mengaku tidak yakin bisa kembali beradaptasi apabila terjadi disrupsi baru di masa depan.

Hal tersebut terungkap dalam laporan berjudul “Deloitte Global Resilience Report 2021”. Laporan tersebut disusun berdasarkan survei yang dilakukan terhadap responden C-level dan pimpinan sektor publik.

Pada laporan tertulis bahwa 70 persen dari total 2.260 responden menyatakan tidak cukup percaya diri untuk putar haluan dan beradaptasi dengan disrupsi baru.

Baca Juga: Usung Inovasi Terbaru, NetApp Dorong Transformasi Digital di Cloud AWS

Sebanyak 60 persen responden percaya bahwa disrupsi skala besar layaknya pandemi bisa kembali terjadi di masa depan. Sementara itu, sebanyak 30 persen responden lainnya mengaku yakin jika organisasinya bisa beradaptasi dan merespons ancaman di masa depan.

Guna menjawab tantangan disrupsi di masa depan, perusahaan perlu memahami pentingnya infrastruktur yang terdistribusi. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah mengadopsi teknologi hybrid cloud dan multi-cloud.

Pentingnya pemanfaatan kedua teknologi tersebut kemudian dibahas oleh PT Blue Power Technology (BPT) dan partner BPT Kemp dalam webinar “Infokomputer Tech Gathering: Mengantisipasi Disrupsi di Masa Depan”, Kamis (18/11/2021).

Webinar tersebut menghadirkan beberapa pembicara ahli, yaitu Managing Partner Renaissance Consulting Richard Kumaradjaja, Department Head of Super Apps Development PT Bank Rakyat Indonesia Fajar Ujian Sudrajat, Solution Architect APAC Kemp Henry Kay, dan Product Manager BPT Randy Gosal.

Baca Juga: Nih! Daftar HP Flagship yang Bakal Gunakan Chip Snapdragon 8 Gen 1

Melalui webinar tersebut, diketahui bahwa hybrid cloud dapat membantu perusahaan dalam mengembangkan aplikasi atau layanan mereka pada data center pribadi atau melalui public cloud.

Sementara itu, penggunaan multi-cloud dapat membantu perusahaan untuk menyimpan cadangan data dan memisahkan layanan ke beberapa sektor cloud guna menekan beban kerja.

Agar kedua teknologi tersebut dapat berjalan secara optimal, Henry Kay mengatakan, perusahaan dapat menggunakan solusi load balancing dari BPT dan Kemp. Solusi tersebut memungkinkan perusahaan untuk mengelola infrastruktur yang fleksibel dan gesit.

Load balancer juga mampu meminimalisasi terjadinya gangguan sehingga transisi bisnis dari model brick and mortar ke digital dapat dilakukan dengan mudah.

Baca Juga: Pelanggan Lintasarta Makin Loyal Berkat Strategi Key Account Management

Sementara untuk skalabilitas, load balancer dapat mempertahankan ketersediaan dan kelincahan aplikasi agar bisa beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang terus berubah.

Tidak hanya menyediakan load balancer, BPT dan Kemp juga memiliki layanan lain seperti Application Delivery Controller (ADC), Network Performance Monitoring and Diagnostic (NPMD), dan Network Detection and Response (NDR) yang mudah dikembangkan dan digunakan.

Untuk mempermudah perusahaan dalam melakukan transformasi digital, BPT dan Kemp turut menyediakan metode pembelian lisensi yang fleksibel serta cakupan layanan untuk seluruh Indonesia.

Melalui webinar yang diselenggarakan bersama Infokomputer, Randy Gosal berharap, solusi serta layanan dari BPT dan Kemp dapat membantu perusahaan mewujudkan transformasi digital sekaligus membangun ketahanan infrastruktur. Dengan begini, mereka akan siap menghadapi disrupsi di masa depan.

Baca Juga: Xiaomi Luncurkan Redmi Note 10 5G Edisi Khusus Muklay. Harganya?

“Kami (BPT) bersama Kemp ingin membantu perusahaan di Indonesia dalam memastikan kinerja terbaik aplikasi-aplikasi bisnis mereka. Hal ini mencakup untuk meminimalisasi masalah jaringan, mendorong inisiatif digital dan pertumbuhan bisnis, serta tangguh terhadap berbagai disrupsi," ujar Randy.