Find Us On Social Media :

Kabupaten Morotai: Promosi Wisata Sejarah Morotai Lewat Smart City

By Administrator, Minggu, 12 Desember 2021 | 13:45 WIB

Wisata Air Kaca di Kabupaten Morotai

Sebuah lubang air bersih tampak dikelilingi beberapa pohon besar dan tua. Akar-akar pohon merambat di dinding guanya, menahan bebatuan dan tanah agar tidak mengubur sumber air bersih yang bening bagai kaca itu.

Air Kaca merupakan salah satu sumber mata air yang berperan besar pada saat tentara Amerika dan sekutunya menduduki pulau Morotai pada perang dunia ke II.

Di tempat ini, Syukur, pengelola wisata Air Kaca, mulai membuka dan membersihkan tempat ini pada tahun 2009 untuk dipakai sebagai sumber air bersih bagi lahannya.

Meski tak sejernih seperti yang dulu, wisata Air Kaca ini masih diminati wisatawan yang datang ke Morotai.

“Dulu saat Sail Morotai 2012 itu  banyak yang datang, terutama yang eks tentara perang dunia kedua,” ujar Syukur saat menunjukkan beberapa lokasi goa yang terbenam air.

Situs Perang Dunia Ke II

Banyak yang tidak tahu, Morotai yang merupakan pulau paling utara Indonesia ini, memiliki situs bersejarah yang begitu banyak dan memukau. 

Salah satu pengunjung bernama Titi dari Ternate mengatakan pantai Army Dock yang ia kunjungi saat ini bukanlah sekedar pantai indah untuk bersantai.

Di pantai ini dulunya merupakan titik pendaratan pertama pasukan Amerika dan sekutunya di Morotai pada tanggal 15 Spetember 1944 yang kemudian mendirikan pangkalan militer di pantai ini.

Benny Laos, Bupati Kabupaten Pulau Morotai memang menyebut, wisata pertama di pulau Morotai adalah wisata sejarah.

Kekayaan sejarah dari perang dunia kedua banyak bertebaran di beberapa tempat di wilayah Morotai, mulai dari daratan, hingga ke dasar lautannya.

Museum Perang Dunia II dan Trikora di Kabupaten Morotai

“Tempat ini memiliki sejarah jejak peninggalan Douglas MacArthur dan Teruo Nakamura. Jadi ada peninggalan Amerika dan Jepang disini. Ada tempat mandinya MacArthur, ada tempat tinggalnya MacArthur, tempat persembunyiannya Nakamura, ada bekas pesawat dan kapal perang,” ungkap Benny Laos.

Indah dan Setyo, dua kakak beradik dari Ternate juga mengaku senang bisa berada di Morotai dan mengenal wisata sejarah di pulau yang  berbatasan langsung dengan Filipina dan Palau di lautan Pasifik ini. 

“Sejarah disini ternyata luar biasa ya. Jadi bisa belajar sejarah, sekaligus melihat pemandangan pantai Morotai yang cantik,” ujar Setyo ditemui di area Museum Perang Dunia Ke II dan Trikora. 

Program Smart City

Untuk menggenjot pengembangan dan promosi wisata sejarah ini, Bupati Benny Laos sudah merencanakan dan mempersiapkan infrastruktur dasar pendukungnya di seluruh kabupaten Pulau Morotai.

“Karena mandatorinya presiden mengangkat 10 bali baru itu berkelas internasional. Makanya dari fasilitas bandara, fasilitas pelabuhan ferry, infrastruktur jalan, penerangan, sinyal 4G, listrik, serta fasilitas-fasilitas lainnya itu semua dipersiapkan. Hampir semua sudah rampung, rata-rata sudah 90%.” ungkapnya.

Dengan salah satu branding ‘Land of Stories’, diharapkan program Smart City akan bisa membuat wisata sejarah di Morotai bisa berjalan beriringan dengan wisata alamnya yang memukau. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya.

(Penulis: Endah Kurnia Wirawati)

Baca Juga: Kabupaten Pakpak Bharat: Manfaatkan Alam untuk Destinasi Pariwisata

Baca Juga: ‘Pasuruan Always Fresh’ Berbasis Teknologi di Kabupaten Pasuruan