Find Us On Social Media :

Lebih dari 80% CIO Berencana Terapkan Jaringan Private 5G dalam 24 Bulan ke Depan

By Rafki Fachrizal, Rabu, 15 Desember 2021 | 11:15 WIB

Ilustrasi 5G

NTT Ltd. merilis laporan baru yang dikembangkan oleh Economist Impact. Laporan yang bertajuk ‘Private 5G here and now’, mengungkapkan wawasan dari survei yang telah dilakukan terhadap 216 CIO dan para pembuat keputusan senior dari Inggris, AS, Jepang, dan Jerman, dengan memantau tantangan-tantangan yang dihadapi industri seputar penerapan dan pengadopsian private 5G.

Laporan tersebut menunjukkan terdapatnya minat yang signifikan terhadap jaringan private 5G, dengan 90% eksekutif mengharapkan bahwa private 5G akan menjadi pilihan jaringan standar.

“Penelitian ini menyoroti bahwa pengadopsian private 5G saat ini sedang terjadi. Perusahaan yang memanfaatkan private 5G akan memiliki keunggulan kompetitif yang belum pernah terjadi sebelumnya. Apakah perusahaan memiliki lantai pabrik, ruang distribusi, etalase atau ruang kantor, maka private 5G dapat secara dramatis membantu digitalisasi bisnis mereka dengan aman,” kata Shahid Ahmed, Group EVP, New Ventures and Innovation di NTT Ltd.

Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah perusahaan (51%) yang berencana untuk menggunakan jaringan private 5G, dan implementasi akan dilakukan dalam kurun waktu enam hingga 24 bulan ke depan untuk meningkatkan keamanan, keandalan, dan kecepatan, di mana 30% dari responden ini sudah menggunakan atau sedang dalam proses menerapkan jaringan private 5G.

Minat yang paling signifikan dapat dilihat dari organisasi di Jerman, dengan 40% bisnis di Jerman telah menerapkan jaringan private 5G. Hal ini diikuti oleh 28% perusahaan-perusahaan di Inggris, 26% perusahaan-perusahaan di Jepang dan 24% perusahaan-perusahaan di Amerika.

Mayoritas (80%) eksekutif setuju bahwa Covid-19 telah mempermudah perusahaan dalam mengamankan anggaran yang dibutuhkan untuk penerapan jaringan 5G. Tindakan ini terlihat paling kuat di Jerman (93%), diikuti oleh AS (83%), Inggris (77%) dan Jepang (65%).

Lebih lanjut, laporan tersebut mengungkapkan bahwa hambatan paling umum (44%) yang terjadi dalam penerapan jaringan private 5G adalah mengintegrasikan teknologi dengan sistem dan jaringan yang lama.

Kompleksitas seputar penerapan dan pengelolaan jaringan private 5G juga disebut sebagai penghalang signifikan lainnya oleh 37% dari responden.

Karyawan yang tidak memiliki keterampilan dan keahlian teknis untuk mengelola jaringan 5G akan menjadi hambatan paling umum ketiga yang dihadapi oleh 30% perusahaan.

Masalah Keamanan Mempercepat Pengadopsian Private 5G

Dengan meningkatnya ransomware, para-CIO dan CISO mencari cara untuk dapat menopang pertahanan mereka terhadap serangan yang semakin canggih.

Laporan tersebut juga menemukan bahwa 69% eksekutif setuju bahwa keamanan infrastruktur mereka saat ini tidak cukup kuat.

Poin lainnya termasuk kontrol yang dilakukan pada data perusahaan (48%), cakupan dan kecepatan (43%) dan waktu respons (latensi) dari penyedia layanan mereka saat ini (40%).